Jember (Antara Jatim) - Anjloknya harga karet mempengaruhi pendapatan Perusahaan Daerah Perkebunan (PDP) Kahyangan yang merupakan Badan Usaha Milik Daerah Kabupaten Jember, Jawa Timur.
"Harga karet yang masih rendah dan terus turun menyebabkan sektor pendapatan di PDP Kahyangan juga menurun karena karet merupakan salah satu komoditas terbesar, selain kopi," kata Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama PDP Kahyangan Jember M. Thamrin di Jember, Selasa.
Menurutnya harga jual karet yang masih belum bagus yakni sebesar Rp16.500 per kilogram dengan target produksi berkisar 1.200 hingga 1.300 ton per tahun menyebabkan keuangan di PDP Kahyangan masih belum stabil.
"Kondisi inilah yang menjadi faktor utama PDP Kahyangan mengalami krisis finansial, namun kami akan mencari solusi untuk menggali potensi dari komoditas lainnya untuk mendongkrak pendapatan," tuturnya.
Data di PDP Jember tercatat jumlah produksi karet sebesar 1.200 hingga 1.300 ton pertahun, komoditas kopi sebesar 580 ton per tahun, dan cengkeh masih cukup sedikit yakni 12 ton per tahun.
Harga karet masih tergolong rendah berkisar Rp15.000 hingga Rp16.500 per kilogram, harga kopi sebesar Rp30.000 per kilogram, dan harga cengkeh berkisar Rp65.000 hingga Rp70.000 per kilogram.
Kepala Bagian Keuangan PDP Kahyangan Jember Richa Tri Mulyo mengatakan kondisi keuangan di BUMD milik Pemkab Jember tersebut masih belum sehat karena setiap bulan terdapat defisit berkisar Rp1 miliar hingga Rp2 miliar per bulan.
"Saat ini memang kopi sudah panen di bulan Juni, sehingga hasilnya bisa dinikmati untuk perputaran keuangan di PDP Jember dan kondisi keuangan aman hingga akhir tahun, namun kami khawatir kondisi keuangan akan kembali 'kritis' pada tahun depan," tuturnya.
Menurut dia, komoditas kopi biasanya panen raya pada bulan Juni, sehingga hasilnya bisa dinikmati sejak Agustus hingga akhir tahun, namun untuk komoditas karet masih belum bisa diandalkan karena harganya masih rendah.
"Beberapa perusahaan swasta yang mengandalkan komoditas karet di Jember sudah tidak mampu membayar karyawannya karena harga jual karet rendah, sehingga kondisi keuangan di PDP Jember masih belum stabil," ujarnya menambahkan.
Sementara Ketua Komisi C DPRD Jember Siswono meminta pihak PDP terus mengoptimalkan penjualan sejumlah komoditas yang dihasilkan dari beberapa kebun di Jember, sehingga dapat meningkatkan pendapatan.
"Kasus hilangnya kopi sebesar 11 ton lebih itu juga harus menjadi pelajaran yang berharga bagi PDP Kahyangan dan harus diusut tuntas, sehingga jangan sampai hal itu terulang kembali dan menyebabkan keuangan di perusahaan itu menjadi amburadul," katanya.(*)