Jember (Antara Jatim) - Perusahaan Daerah Perkebunan (PDP) Kahyangan Kabupaten Jember, Jawa Timur, membidik pengelolaan kopi jenis premium untuk meningkatkan pendapatan asli daerah tahun 2016 di Badan Usaha Milik Daerah tersebut.
"Kami berusaha badan usaha milik daerah ini tidak lagi bangkrut, sehingga perlu dilakukan terobosan untuk meningkatkan pendapatan yakni melalui pengelolaan komoditas kopi dari hulu hingga hilir," kata Pelaksana tugas Direktur PDP Kahyangan Jember, Mirfano di Jember, Selasa.
Menurut dia, PDP Kahyangan mengembangkan usaha kopinya dengan memproduksi kopi jenis premium dengan nama Kopi Sumber Pandan yang dijual ke pasar secara terbatas dan mendapat respon yang cukup bagus di pasaran.
"Kopi jenis premium itu sudah didistribusikan secara terbatas ke beberapa hotel dan restoran, serta bandara di Kabupaten Jember. Bahkan kopi jenis premium itu ditanggapi secara bagus oleh para pecinta kopi kelas atas," tuturnya.
Mirfano menjelaskan pihaknya akan terus berinovasi untuk mengembangkan hasil produksi kopi premium tersebut untuk didistribusikan ke luar Kabupaten Jember karena kopi milik PDP Jember memiliki kualitas tinggi dan rasanya unik.
"Kopi yang ditanam di sejumlah kebun milik PDP memiliki rasa yang berbeda karena tanaman itu juga ditanam di ketinggian yang berbeda pula. Seperti kopi yang dihasilkan oleh Kebun Gunung Pasang yang beraroma coklat serta kopi Kebun Sumber Pandan yang memiliki rasa asam dan nyaris rasanya mendekati rasa Arabika," tutur Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jember itu.
Pihak PDP Kahyangan Jember diprediksi memanen komoditas kopi sebanyak 615 ton selama tahun 2016 dan mencoba mengembangkan komoditas itu sebagai komoditas unggulan BUMD milik Pemkab Jember, selain komoditas karet yang selama ini menjadi komoditas utama di perusahaan perkebunan tersebut.
"Tahun ini kopi kita garap serius dari hulu hingga hilir. Kita lakukan promosi besar-besaran hingga di 31 kecamatan, sehingga alhamdulillah omset penjualan kopi naik dua kali lipat, bahkan selama sebulan bisa mendapatkan Rp200 juta," ujarnya.
Ia menjelaskan kemasan kopi Kahyangan yang dijual PDP ke sejumlah retail dan toko modern dengan berat 150 gram, namun berdasarkan survei pasar yang sangat diminati adalah kemasan sekali seduh atau dengan berat 7 gram.
"Butuh investasi sebesar Rp100 juta untuk menindaklanjuti pengolahan kopi yang memiliki kemasan 7 gram, namun posisi saya sebagai Plt sangat terbatas dan biarlah hal itu akan ditindaklanjuti oleh Direktur PDP definitif nantinya," katanya menambahkan.
Sebelumnya, Bupati Jember berencana membangun 1.000 warung kopi berjejaring dan melatih sebanyak 1.000 pemuda untuk dijadikan peracik kopi (barista) kopi melalui warung-warung rakyat.
"Saya mengharapkan kopi Kahyangan bukan cuma beredar di kalangan lokal tapi bisa mewabah di seluruh masyarakat Jember dan luar daerah. Saya Bupati dan Wakil Bupati Jember siap menjadi marketing produk lokal Jember," tuturnya.
Menurutnya, kopi Kahyangan sudah diolah dengan kualitas terbaik dan tentunya dengan cara penyajian yang benar, maka citarasa yang dihasilkan juga akan berbeda. (*)