Madiun (Antara Jatim) - Kelompok Wanita Tani (KWT) Mekarsari di Desa Ngranget, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, mengolah pisang berasa kecut dan tidak enak menjadi produk makanan olahan yang memiliki nilai ekonomis tinggi hingga meningkatkan pendapatan petani setempat.
Anggota KWT Mekarsari Yuliati di Madiun, Minggu mengatakan, pisang yang menjadi bahan bakunya adalah pisang raja nangka, kidang, dan raja manggis yang rasanya tidak enak sehingga kurang diminati masyarakat.
"Pisang-pisang itu kurang dimanfaatkan oleh warga Dagangan karena rasanya yang kecut atau asam. Akibatnya harga jualnya juga rendah yakni hanya sekitar Rp20 ribu hingga Rp30 ribu per enam sisirnya. Padahal dari segi budidaya lebih mudah dan tahan penyakit," ujar Yulianti.
Bermula dari situ, maka KWT setempat berinisiatif mengolah pisang raja nangka, kidang, dan raja manggis tersebut menjadi makanan olahan keripik pisang aneka rasa yang enak. Yakni, rasa susu, cokelat, stroberi, keju, dan bumbu balado.
"Selain itu, kami juga menjadikan pisang-pisang yang rasanya tidak enak itu menjadi tepung pisang dan olahan lanjutan dari tepung pisang. Yakni brownies pisang yang bahan bakunya 100 persen dari tepung pisang dan non-tepung terigu," kata dia.
Harga makanan olahan tersebut bervariasi. Mulai dari Rp10 ribu hingga Rp40 ribu per kemasan. Animo masyarakat juga cukup baik terhadap produk olahan pisang tersebut.
Data Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kabupaten Madiun mencatat, produk olahan pisang tersebut telah dipasarkan ke wilayah Kabupaten Madiun dan sekitarnya. Bahkan hingga mencapai wilayah Jawa Timur.
"Untuk saat ini, KWT Mekarsari Desa Ngranget juga sedang berusaha menjajaki kerja sama pemasaran tepung pisang dengan PT Lissom Indonesia di Bekasi, Jabar," ujar Kepala BKP Kabupaten Madiun Edi Bintarjo.
Pihaknya sangat mendukung upaya KWT Mekarsari dalam mengolah buah pisang yang kurang diminati menjadi makanan olahan yang lebih ekonomis. Sebab, dapat menambah penghasilan petani dan keluarganya.
Diharapkan, makanan olahan keripik dan roti dari bahan baku pisang yang tidak enak tersebut dapat menjadi salah satu dari sekian banyak produk unggulan yang dapat dikembangkan di Kabupaten Madiun.
Guna mendukung upaya tersebut, petani terus menanam pohon pisang sebagai bahan bakunya. Adapun, produksi pisang di Kabupaten Madiun hingga saat ini telah mencapai 198.231,63 kuintal per tahun dengan berbagai jenis varian pisang termasuk pisang raja nangka, kidang, dan raja manggis. (*)