Kediri (Antara Jatim) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, saat ini masih mengurus izin untuk Rumah Sakit Gambiran II Kediri, dengan harapan bisa secepatnya bangunan itu beroperasi dan dimanfaatkan.
"Saya sudah minta untuk mengurus izin operasionalnya. Ini nanti dimanfatkan 2017," kata Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar di Kediri, Senin.
Ia mengatakan, proses pembangunan RSUD Gambiran II Kediri masih dilakukan secara bertahap. Pembangunan rumah sakit hingga kini masih belum tuntas, dan dilakukan secara bertahap.
Selain pembangunan, sejumlah bangunan juga harus diperbaiki karena rusak terkena erupsi Gunung Kelud (1.731 meter di atas permukaan laut). Perbaikan juga diharapkan bisa secepatnya tuntas, sehingga sesuai dengan rencana 2017 bisa operasional.
"Ini belum komplet semua dan masih dalam tahap penyelesaian. Sebelumnya, juga terkena bencana Kelud (Gunung Kelud erupsi 2014)," katanya.
Sementara itu, Direktur RSUD Gambiran Kediri Fauzan Adima mengatakan pembangunan RSUD Gambiran II itu sangat membantu dalam pelayanan kesehatan warga. Tingkat kunjungan ke RSUD Gambiran saat ini bisa mencapai 500 orang per hari, untuk yang rawat jalan.
Bahkan, karena banyaknya antrean warga bisa berjam-jam, sehingga jika RSUD Gambiran II beroperasi, tentunya bisa mengurangi antrean warga yang berobat.
"Tempat tidur di Gambiran (RSUD Gambiran Kediri) ada 280, sedangkan di Gambiran II bisa sampai 500 tempat tidur, mudah-mudahan bisa segera cepat pindah," harapnya.
Pembangunan RSUD Gambiran II dimulai era kepemimpinan Wali Kota Samsul Ashar, dan sempat terhenti sekitar empat tahun karena masalah hukum. Pembangunan rumah sakit itu dianggarkan sekitar Rp220 miliar.
Kejaksaan Negeri Kota Kediri memutuskan tidak melanjutkan penyidikan kasus RSUD Gambiran II. Sedangkan, pemkot pun telah memutus kontrak yaitu PT Makasar Konstruksi Indonesia (MKI) yang menggarap proyek tersebut. Saat ini, proses pembangunan rumah sakit masih berlangsung. (*)