Banyuwangi (Antara Jatim) - Dinas Peternakan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, memprogram lahirnya ribuan anak sapi unggulan secara serentaj pada April 2017, antara lain lewat inseminasi buatan yang dimulai sejak Mei hingga Juni 2016.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Peternakan Pemkab Banyuwangi drh Benny Handarwanto di Banyuwangi, Rabu mengatakan upaya peningkatan populasi sapi ungggulan dilakukan untuk mempertahankan swasembada daging di wilayahnya.
Saat ini, katanya, neraca daging sapi di Banyuwangi masih surplus dengan produksi daging sapi harian sebanyak 4,40 ton, sedangkan konsumsi daging sapi di masyarakat hanya sekitar 4,27 ton per hari.
"Kalau melihat angka ketersediaan dan konsumsi daging, kita masih surplus 0,13 ton per hari. Angka ini terus kita pacu, caranya dengan meningkatkan populasi sapi dengan menghasilkan anakan sapi yang berkualitas dalam waktu serempak," katanya.
Menurut dia, hal itu dinilai penting karena ke depan kebutuhan daging di daerahnya dipastikan akan terus naik seiring perbaikan ekonomi warga dan peningkatan jumlah penduduk.
Program peningkatan populasi sapi dengan menghasilkan anakan dalam waktu serempak tersebut, katanya, dilakukan secara masal pada 1.200 sapi betina produktif se-Banyuwangi. Pelaksanaannya dilakukan melalui dua langkah, yaitu proses sinkronisasi birahi dan kawin suntik alias inseminasi secara serentak.
"Dalam tahap sinkronisasi ini, sapi-sapi yang dipilih diberi suntikan hormon agar siap dibuahi. Tahap ini telah dilakukan pada Mei-Juni 2016. Setelah siap, sapi-sapi tersebut diinseminasi sekitar empat hari pascasinkronisasi birahi lewat Pekan Inseminasi Buatan," ujar Benny.
Menurut dia, sapi yang menjadi target program ini sebelumnya sudah diperiksa dan dipastikan tidak mengalami gangguan reproduksi, sehingga bisa berhasil dalam program inseminasi.
"Hasilnya, dalam sembilan bulan ke depan setelah sinkronisasi birahi, akan lahir ribuan pedhet (anak sapi) unggulan secara bersamaan di seluruh kecamatan. Kami prediksi, kelahiran pedhet-pedhet ini akan terjadi pada April 2017," katanya.
Selain sebagai penyedia daging, anak sapi yang lahir juga disiapkan sebagai sapi indukan yang berkualitas unggul. Salah satu ciri sapi unggulan adalah saat lahir bobotnya minimal 25 kg dan tidak ada cacat fisik.
"Dari program ini, kualitas sapinya bisa dipastikan bagus, bahkan dewasa nanti bobotnya bisa mencapai satu ton. Sehingga daging yang dihasilkan juga banyak," ujar Benny.
Untuk diketahui, katanya, saat ini jumlah sapi yang ada di Banyuwangi sekitar 120 ribu ekor, dengan rincian 72 ribu sapi betina dan 48 ribu jantan. Untuk melindungi sapi betina yang produktif, pemerintah kabupaten memberikan kompensasi Rp500.000 per sapi betina yang bunting kepada peternak agar tidak disembelih.
Dia menambahkan, saat ini pihaknya cukup terbantu dengan kehadiran Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (Unair) Kampus Banyuwangi. Banyak mahasiswa Unair yang terlibat membantu berbagai permasalahan sektor peternakan di kabupaten tersebut. "Teman-teman mahasiswa kedokteran hewan Unair membantu turun ke lapangan, memberi penyuluhan, dan sebagainya," kata dia.(*)
Banyuwangi Programkan Ribuan Sapi Unggulan Lewat Inseminasi
Rabu, 14 September 2016 18:28 WIB