Jember (Antara Jatim) - Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) mendorong perguruan tinggi negeri menggandeng pihak industri untuk mengembangkan inovasi yang dilakukan melalui penelitian dari hulu hingga hilir.
"Kami dorong agar perguruan tinggi meningkatkan kerja sama degan pihak industri baik dalam penelitian, pengembangan hingga inovasi, sehingga tercipta produk inovasi hasil penelitian yang dibutuhkan pasar atau industri," kata Direktur Inovasi Industri Kemenristekdikti Santoso Yudo Warsono, saat menghadiri simposium bertema "Inovasi Membangun Negeri" di Gedung Soetardjo Universitas Jember, Jawa Timur, Kamis.
Selama ini penelitian yang dilakukan di perguruan tinggi hanya berdasarkan kepentingan pembelajaran di kampus setempat untuk pengembangan inovasi di masyarakat, namun belum memiliki standarisasi untuk dipasarkan ke industri.
"Kendalanya hasil penelitian yang dilakukan sejumlah dosen di perguruan tinggi belum layak untuk dilempar ke dunia industri karena produk inovasi di industri memiliki persyaratan yang kompleks, sehingga tidak hanya hasil kajian laboratorium saja," tuturnya.
Untuk itu, lanjut dia, Kemenristekditi mendorong perguruan tinggi untuk meningkatkan kegiatan penelitian dan pengembangan yang relevan dengan kebutuhan industri, sehingga pembelajaran berorientasi industri perlu dilakukan.
"Pembelajaran itu bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi antara industri dengan perguruan tingi melalui kemitraan penelitian dan pembentukan kerangka untuk memfasilitasi transfer pengetahuan dan teknologi baik dari perguruan tinggi ke industri maupun sebaliknya," ujarnya menambahkan.
Data di Kemenristekditi tentang pemetaan potensi inovasi oleh perguruan tinggi tercatat sebanyak 11 perguruan tinggi di Pulau Sumatera, tiga perguruan tinggi di Pulau Kalimantan, 27 perguruan tinggi di Pulau Jawa, tujuh perguruan tinggi di Pulau Bali, NTT, dan NTB, sedangkan di Pulau Sulawesi hingga Papua sebanyak tiga perguruan tinggi.
"Inovasi tersebut di antaranya meliputi bidang pangan, energi, kesehatan dan obat, transportasi, kemaritiman dan kelautan, namun inovasi terbesar berada di sektor pangan sebanyak 234 produk inovasi se-Indonesia," katanya.
Sementara Rektor Universitas Jember M. Hasan mengatakan pihak kampusnya sudah mengembangkan berbagai inovasi penelitian yang dilakukan oleh dosen-dosen di Universitas Jember seperti pengembangan tebu transgenik dan pembuatan tepung singkong atau "modified cassava flour" (mocaf).
"Saat ini juga dikembangkan padi yang mengandung vitamin A 'Golden Rice' yang merupakan kerja sama dengan Kyungpook University Korea Selatan, sehingga diharapkan berbagai inovasi produk di bidang pangan itu bisa bermanfaat untuk masyarakat," ucap Rektor Unej dua periode itu.(*)