Sumenep (Antara Jatim) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Sumenep, Jawa Timur menyatakan produksi sementara garam rakyat setempat yang merupakan hasil panen petani pada masa awal produksi tahun ini sekitar 898 ton.
"Itu angka sementara dan merupakan produksi garam rakyat pada pertengahan hingga akhir Agustus 2016," ujar Kepala DKP Sumenep, Moh Jakfar di Sumenep, Kamis.
Masa produksi garam rakyat tahun ini molor dan selanjutnya waktu panennya pun mundur akibat anomali cuaca atau musim kemarau basah.
Di Sumenep, hingga pertengahan Juni masih sering terjadi hujan dan menyebabkan petani garam rakyat tak kunjung bisa menyiapkan lahannya untuk memproduksi komoditas tersebut.
Pada masa kemarau 2015, petani garam rakyat di Sumenep mulai menyiapkan lahannya pada Mei dan bisa panen perdana pada pertengahan Juni.
"Untuk tahun ini memang terjadi anomali cuaca dan mengakibatkan masih adanya hujan pada masa kemarau. Sesuai laporan dari staf, sebagian petani baru panen perdana garam rakyat pada pertengahan Agustus," kata Jakfar, menerangkan.
Ia menjelaskan, sesuai proyeksi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, produksi garam rakyat di Sumenep pada tahun ini ditargetkan sebanyak 268.840 ton.
Sebagian petani garam rakyat di Sumenep sudah menggunakan teknologi "geomembran" yang bisa memaksimalkan produksi komoditas tersebut per hektarenya.
"Kami optimistis target produksi garam rakyat yang diproyeksikan Kementerian Kelautan dan Perikanan pada tahun bisa tercapai, selama kondisi cuaca tetap kondusif (tak ada hujan lagi) hingga akhir masa kemarau," ujarnya.
Sesuai data di DKP Sumenep, produksi garam rakyat pada 2015 sekitar 236 ribu ton dengan luas lahan sekitar 2.000 hektare yang tersebar di 10 kecamatan. (*)