Madiun (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Madiun, Jawa Timur, mengembangkan empat
motif batik yang dijadikan kekhasan atau ciri dari wilayah setempat
dengan menggandeng para perajin batik yang ada.
"Keempat motif batik yang dikembangkan dan dijadikan ciri khas dari batik Kabupaten Madiun tersebut adalah Batik Kenongo yang merupakan motif batik paling tua, Batik Porang, Batik Serat Jati, dan Batik Gabah Sinawur," ujar Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan, dan Pariwisata (Diskoperindagta) Kabupaten Madiun Sawung Rehtomo di Madiun, Senin.
Menurut dia, jumlah kelompok perajin batik di Kabupaten Madiun saat ini ada sekitar 10 kelompok. Yakni, satu kelompok perajin batik di Kecamatan Madiun, satu lagi di Kecamatan Balerejo, dua di Kecamatan Pilangkenceng, dua di Kebonsari, dua di Kecamatan Wungu, satu di Sawaahan, dan satu lagi di Kecamatan Dolopo.
"Pengembangan batik yang digarap Pemkab Madiun tersebut tentu saja dengan melibatkan 10 kelompok perajin batik yang ada. Mereka memproduksi, baik batik tulis maupun batik cap," kata dia.
Masing-masing kelompok perajin tersebut masih berskala kecil produktivitasnya. Bahkan, terkadang mereka memproduksi batik berdasarkan pesanan. Meski demikian, para perajin tersebut sangat giat dalam melestarikan budaya batik yang telah menjadi ikon dunia.
Sawung menjelaskan, masing-masing corak di batik khas Madiun tersebut memiliki makna tersendiri. Seperti unsur motif gabah sinawur melambangkan Kabupaten Madiun sebagai lumbung pangan, terutama padi Jawa Timur sebelah barat.
Demikian juga dengan unsur motif porang yang merupakan komoditas ekspor warga tepian hutan di Kabupaten Madiun, motif serat jati yang melambangkan wilayah Kabupaten Madiun 40 persen berupa hutan jati, dan motif kenanga melambangkan keharuman dan diambil dari nama desa tempat batik tersebut dibuat, yakni di Desa Kenongorejo, Pilangkenceng.
Guna mengembangkan batik khas di wilayahnya, Pemkab Madiun telah melakukan berbagai upaya. Di antaranya, penggunaan seragam batik khas bagi seluruh PNS di Kabupaten Madiun seminggu sekali serta pameran batik baik di tingkat regional dan nasional.
"Pada awal bulan September mendatang juga ada ajang lomba peragaan busana Batik 2016 bagi peserta umum di Alun-Alun Mejayan Kabupaten Madiun. Adapun busana batik yang dilombakan harus merupakan motif batik khas Kabupaten Madiun," kata Sawung.
Ia menambahkan, peragaan busana batik tersebut bertujuan untuk menggeliatkan bisnis batik di Kabuppaten Madiun.
"Selain itu, juga bertujuan untuk mengenalkan batik khas Kabupaten Madiun ke masyarakat agar budaya batik semakin dicintai terlebih oleh warga Kabupaten Madiun sendiri," katanya. (*)
"Keempat motif batik yang dikembangkan dan dijadikan ciri khas dari batik Kabupaten Madiun tersebut adalah Batik Kenongo yang merupakan motif batik paling tua, Batik Porang, Batik Serat Jati, dan Batik Gabah Sinawur," ujar Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan, dan Pariwisata (Diskoperindagta) Kabupaten Madiun Sawung Rehtomo di Madiun, Senin.
Menurut dia, jumlah kelompok perajin batik di Kabupaten Madiun saat ini ada sekitar 10 kelompok. Yakni, satu kelompok perajin batik di Kecamatan Madiun, satu lagi di Kecamatan Balerejo, dua di Kecamatan Pilangkenceng, dua di Kebonsari, dua di Kecamatan Wungu, satu di Sawaahan, dan satu lagi di Kecamatan Dolopo.
"Pengembangan batik yang digarap Pemkab Madiun tersebut tentu saja dengan melibatkan 10 kelompok perajin batik yang ada. Mereka memproduksi, baik batik tulis maupun batik cap," kata dia.
Masing-masing kelompok perajin tersebut masih berskala kecil produktivitasnya. Bahkan, terkadang mereka memproduksi batik berdasarkan pesanan. Meski demikian, para perajin tersebut sangat giat dalam melestarikan budaya batik yang telah menjadi ikon dunia.
Sawung menjelaskan, masing-masing corak di batik khas Madiun tersebut memiliki makna tersendiri. Seperti unsur motif gabah sinawur melambangkan Kabupaten Madiun sebagai lumbung pangan, terutama padi Jawa Timur sebelah barat.
Demikian juga dengan unsur motif porang yang merupakan komoditas ekspor warga tepian hutan di Kabupaten Madiun, motif serat jati yang melambangkan wilayah Kabupaten Madiun 40 persen berupa hutan jati, dan motif kenanga melambangkan keharuman dan diambil dari nama desa tempat batik tersebut dibuat, yakni di Desa Kenongorejo, Pilangkenceng.
Guna mengembangkan batik khas di wilayahnya, Pemkab Madiun telah melakukan berbagai upaya. Di antaranya, penggunaan seragam batik khas bagi seluruh PNS di Kabupaten Madiun seminggu sekali serta pameran batik baik di tingkat regional dan nasional.
"Pada awal bulan September mendatang juga ada ajang lomba peragaan busana Batik 2016 bagi peserta umum di Alun-Alun Mejayan Kabupaten Madiun. Adapun busana batik yang dilombakan harus merupakan motif batik khas Kabupaten Madiun," kata Sawung.
Ia menambahkan, peragaan busana batik tersebut bertujuan untuk menggeliatkan bisnis batik di Kabuppaten Madiun.
"Selain itu, juga bertujuan untuk mengenalkan batik khas Kabupaten Madiun ke masyarakat agar budaya batik semakin dicintai terlebih oleh warga Kabupaten Madiun sendiri," katanya. (*)