Madiun (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Madiun mengklaim ajang Festival Batik Tahun 2016 yang digelar oleh Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan, dan Pariwisata (Diskoperindagta) Kabupaten Madiun berhasil mengangkat potensi budaya dan pariwisata daerah setempat.
Kepala Diskoperindagta Kabupaten Madiun Sawung Rehtomo di Madiun, Senin, mengatakan festival tersebut telah digelar pada tanggal 3 September 2016 dan mendapat tanggapan yang luar biasa dari masyarakat Kabupaten Madiun.
"Festival tersebut baru pertama kali digelar dan tanggapan masyarakat Kabupaten Madiun sangat dasyat. Kegiatan tersebut bertujuan untuk menggeliatkan kembali kerajinan batik yang sempat mati suri di Kabupaten Madiun, yang dari situ diharapkan dapat merambat ke sektor pariwisata," ujar Sawung Rehtomo kepada wartawan.
Menurut dia, festival batik tersebut sebagai stimulan bagi para pembatik di Kabupaten Madiun agar dapat lebih termotivasi untuk memproduksi batik bagi masyarakat umum.
Melalui festival tersebut masyarakat dikenalkan beragam motif batik khas Kabupaten Madiun yang memiliki nilai seni dan budaya tinggi.
Dalam festival tersebut juga ditampilkan aneka busana dengan beragam motif batik khas Kabupaten Madiun. Busana tersebut merupakan karya rancangan warga lokal yang hasilnyapun layak diacungi jempol.
Adapun motif batik khas Kabupaten Madiun yang dikembangkan saat ini mengandung undur-unsur yang mencerminkan potensi wilayah setempat. Potensi pertanian misalnya, tertuang dalam batik bermotif gabah sinawur. Tanaman porang tercermin dalam batik porang.
Demikian juga tanaman cengkih hingga melati dan kenanga yang tumbuh subur di Kabupaten Madiun kian memperkaya motif pada batik kenanga. Selain itu, luasnya kawasan hutan jati juga tertuang dalam batik bermotif serat jati.
Sawung menambahkan, jumlah kelompok perajin batik di Kabupaten Madiun saat ini ada sekitar 10 kelompok. Yakni, satu kelompok perajin batik di Kecamatan Madiun, satu lagi di Kecamatan Balerejo, dua di Kecamatan Pilangkenceng, dua di Kebonsari, dua di Kecamatan Wungu, satu di Sawaahan, dan satu lagi di Kecamatan Dolopo. "Para perajin tersebut memproduksi batik, baik batik tulis maupun batik cap," kata dia.
Selain mengklaim meningkatkan geliat perajin batik, ajang festival batik tersebut juga mampu mendongkrak sektor pariwisata di kabupaten setempat.
"Nantinya, sentra pembuatan batik bisa menjadi salah satu destinasi wisata budaya di Kabupaten Madiun. Karena itu, festival batik akan dijadikan agenda tahunan untuk mendongkrak aspek pariwisata, ekonomi, dan budaya setempat," kata dia.
Diharapkan, efek dari multi sektoral tersebut dapat memberikan dampak cukup signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Madiun. (*)