Surabaya (Antara Jatim) - Legislator pesimistis pembangunan jalan bawah tanah (underpass) di
Bundaran Satelit Jalan Mayjen Sungkono menuju Jalan HR Muhammad akan
terealisasi dengan dimulai pembangunan pada September 2016.
Anggota Komisi C Bidang Pembangunan DPRD Surabaya Vinsensius Awey,
di Surabaya, Kamis, mengatakan pihaknya menilai DPD Real Estat Indonesia
(REI) Jatim tidak berkomitmen penuh akan pembangunan tersebut.
"Selama ini DPD REI selalu memberikan banyak alasan molornya
pembangunan underpass itu mulai dari masalah lahan, utilitas di dalam
tanah, dan terakhir masalah krisis ekonomi global," katanya.
Menurut dia, kalau REI berkomitmen terhadap pembangunan underpass,
sebaiknya angaran yang sudah terkumpul dari para pengusaha senilai Rp30
miliar dari kebutuhan sekitar Rp80 miliar digunakan untuk pembangunan.
"Jalankan saja dana yang sudah ada, baru nanti sambil berjalan
sisanya. Kalau memang tidak mampu serahkan saja ke pemkot," katanya.
Ketua DPD Real Estat Indonesia (REI) Jatim Totok Lucida mengatakan
pembangunan underpass akan dimulai pada September 2016. "September sudah
jalan, sudah mulai. Untuk lahan sudah beres. Ini kontraktornya sudah
persiapan penggalian," katanya.
Menurut Totok, tertundanya pembangunan underpass Bundaran Satelit
dikarenakan adanya krisis ekonomi yang melanda dunia. Imbasnya, beberapa
developer yang sejak awal berkomitmen untuk ikut terlibat dalam
pembangunan proyek ini, mengalami cash flow. Tentunya hal itu menjadi
kendala karena dana belum terkumpul semua.
"Kami juga tidak menebak kalau sekarang krisis dan ini
berkepanjangan. Sekarang anggaran sudah terkumpul sebagian. Nanti kalau
sudah terkumpul separuh, kami sudah berani bangun. Yang jelas, REI tetap
berkomitmen untuk membangun underpass ini secara penuh,"
ujarnya.(*)
Legislator Pesimistis Underpass Mayjen Sungkono Surabaya Terealisasi
Kamis, 18 Agustus 2016 18:41 WIB
Selama ini DPD REI selalu memberikan banyak alasan molornya pembangunan underpass itu mulai dari masalah lahan, utilitas di dalam tanah, dan terakhir masalah krisis ekonomi global