Bojonegoro (Antara Jatim) - PT Pabrik Gula (PG) Kebun Tebu Mas (KTM) di Ngimbang, Lamongan, Jawa
Timur, membeli tebu petani Bojonegoro seharga Rp79 ribu per kuintal
lebih tinggi dibandingkan harga tebu tahun lalu Rp56 ribu per kuintal.
Ketua Koperasi Petani Tebu Rakyat (KPTR) Kosan Makmur Kecamatan
Kedungadem, Bojonegoro, Eko Prabowo, di Bojonegoro, Rabu, menjelaskan
KTM melakukan pembelian tebu petani Rp79 ribu per kuintal dengan
rendemen berkisar 7-8 persen.
"Harga tanaman tebu Rp79 ribu per kuintal itu merupakan harga tebu
yang berlaku sekarang ini. Saat ini panen tanaman tebu di daerah kami
berkisar 15-20 hektare dari luas tanaman tebu yang ada," jelasnya.
Petani tebu, menurut dia, diuntungkan dengan harga pembelian tebu
oleh KTM karena harga pembelian pabrik gula lainnya di berbagai daerah
yang sekarang berlaku berkisar Rp64 ribu-Rp65.000 per kuintal.
Ia menyebutkan di wilayah timur ada tanaman tebu seluas 1.800
hektare di bawah KPTR Kosan Makmur yang tersebar di Kecamatan
Kedungadem, Sugihwaras, Kepohbaru, Dander, dan Temayang.
Lebih lanjut ia menjelaskan harga pembelian tebu yang dipatok PT PG
KTM yang berlaku sekarang ini juga berlaku untuk tebu dari daerah lain
yang dijual ke KTM, bahkan tebu dari daerah lain yang jauh memperoleh
tambahan ongkos angkut.
"Petani dari berbagai daerah berani menjual tebu ke KTM karena
harganya lebih tinggi dibandingkan harga pembelian pabrik gula lainnya,"
katanya didampingi sejumlah petani tebu di daerah setempat.
Terkait besarnya harga pembelian KTM dibenarkan Badan Pengawas KPTR
Gendis Barokhah Kecamatan Padangan Bojonegoro Samurzen yang menyebutkan
petani yang menjadi anggota KPTR Gendis Barokhah juga menjual tebunya
ke KTM dengan pertimbangan harganya tinggi.
Di wilayah KPTR Gendis Barokhah, lanjut dia, tercatat luas tanaman
tebu sekitar 500 hektare, yang tersebar di Kecamatan Padangan,
Purwosari, Ngraho, Tambakrejo, Margomulyo, Kasiman dan Kalitidu.
Berdasarkan perhitungan Eko dan Sumurzen bahwa panen tanaman tebu
di daerahnya akan selesai Oktober sepanjang tidak terganggu hujan.
"Kalau terganggu hujan biasanya panen agak mundur," ucapnya.
Kepala Bidang Pemberdayaan Transparansi Gula Nasional Ardianto
Santoso, mendukung petani yang menjual tebunya ke PT PG KTM Ngimbang
Lamongan, karena harganya tinggi dibandingkan pabrik gula lainnya.
Ia mengatakan pola pembelian tanaman tebu yang paling aman bagi petani yaitu sistem beli putus.
"Kalau beli putus maka petani tebu bisa memilih menjual tanaman
tebunya kepada pabrik gula yang berani memasang harga lebih tinggi,"
tandasnya. (*)
KTM Lamongan Beli Tebu Rp79 Ribu/Kuintal
Rabu, 3 Agustus 2016 15:36 WIB
"Harga tanaman tebu Rp79 ribu per kuintal itu merupakan harga tebu yang berlaku sekarang ini. Saat ini panen tanaman tebu di daerah kami berkisar 15-20 hektare dari luas tanaman tebu yang ada," jelasnya.