Probolinggo (Antara Jatim) - Sebanyak 466 calon haji Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, masuk kategori memiliki penyakit risiko tinggi berdasarkan pemeriksaan kesehatan yang telah dilakukan di sejumlah pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) di kabupaten setempat.
"Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan di puskesmas-puskesmas tercatat sebanyak 314 orang dinyatakan sehat dan sebanyak 466 orang masuk dalam kategori risiko tinggi atau sekitar 59,7 persen," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo dr Shodiq Tjahjono melalui Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Ari Suciati di Probolinggo, Minggu.
Sebanyak 466 orang yang masuk dalam golongan risiko tinggi terindikasi menderita beberapa penyakit yakni hipertensi sebanyak 165 orang, hiperlipidemia 94 orang, kencing manis 68 orang, kardiomegali 55 orang, gastritis 21 orang, obesitas 19 orang.
Kemudian penderita Tuberculosis (TB) 16 orang, penyakit jantung koroner 16 orang, gagal jantung 14 orang, anemia 7 orang, penyakit paru 6 orang, asma 5 orang, 133 orang lanjut usia, dan lain-lainnya sebanyak 79 orang.
"Kuota calon haji Kabupaten Probolinggo yang berangkat tahun 2016 mencapai 818 orang, namun calon haji yang melakukan pemeriksaan kesehatan tahap pertama sejumlah 780 orang yang pemeriksaannya dilakukan di puskesmas-puskesmas setempat," tuturnya.
Menurut Ari, jumlah calon haji risiko tinggi tersebut merupakan hasil pemeriksaan tahap pertama di masing-masing puskesmas, dan selain karena memiliki penyakit, penentuan risiko tinggi juga dilihat dari usia calon haji diatas 60 tahun dan terbanyak karena mengalami sakit hipertensi (darah tinggi).
"Calon haji risiko tinggi bukan berarti tidak dapat berangkat menunaikan ibadah haji di Tanah Suci. Pada saat pemeriksaan tahap pertama, kami sudah berupaya untuk mengobati dengan memberikan obat sesuai penyakitnya," katanya.
Selain itu, calon haji risiko tinggi juga telah dibekali dengan obat dan diharapkan dengan waktu pengobatan beberapa bulan tersebut bisa menyembuhkan penyakit yang diderita.
"Dari hasil pemeriksaan itu nantinya akan terbit diagnosa yang meliputi memenuhi syarat, tidak memenuhi syarat dengan pendampingan, tidak memenuhi syarat sementara dan tidak memenuhi syarat," paparnya.
Ia menjelaskan semakin jauh pemeriksaan kesehatan sebelum keberangkatan dilakukan, maka semakin bagus kesehatannya dipantau, sehingga calon haji yang masuk golongan risiko tinggi akan dilakukan pembinaan di masing-masing puskesmas dan nantinya masih ada pemeriksaan kesehatan tahap kedua.
"Dalam pemeriksaan kesehatan tahap kedua, calon haji akan diberi imunisasi meningitis dan dianjurkan diberi imunisasi influenza. Saat berada di Asrama Haji Sukolilo, para calon haji akan kembali menjalani pemeriksaan kesehatan terakhir sebelum berangkat ke Tanah Suci," ujarnya menambahkan.(*)