Sumenep (Antara Jatim) - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Sumenep menyatakan jumlah warga setempat yang berstatus korban meninggal dunia akibat kapal tenggelam di Perairan Johor, Malaysia, bertambah menjadi tiga orang.
"Sesuai surat keterangan dari Konsulat Jenderal RI (KJRI) Johor Bahru, Malaysia, tertanggal 27 Juli 2016, ada dua korban meninggal dunia lagi yang berasal dari Sumenep," ujar Kepala Disnakertrans Sumenep, Koesman Hadi di Sumenep, Jawa Timur, Rabu.
Dua warga Sumenep yang meninggal dunia akibat kapal tenggelam di Perairan Johor itu adalah Farida (P) dan Salim (L), keduanya warga Desa Paseraman, Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean.
Sesuai surat keterangan dari KJRI Johor Bahru itu, Farida tercatat meninggal dunia pada Sabtu (23/7) malam dan Salim pada Senin (25/7) pagi.
Sebelumnya sesuai surat keterangan dari KJRI Johor Bahru tertanggal 26 Juli 2016 yang diterima Disnakertrans Sumenep, salah seorang warga Desa Angkatan, Kecamatan Arjasa, Rusida tercatat meninggal dunia pada Sabtu (23/7) malam.
"Secara keseluruhan sebagaimana surat keterangan dari KJRI Johor Bahru yang kami terima, terdapat tiga warga Sumenep yang berstatus korban meninggal dunia akibat kapal tenggelam di Perairan Johor," kata Koesman, menerangkan.
Ia menjelaskan, pihaknya langsung menghubungi kerabat dua korban lainnya itu untuk memberitahukan kondisi dan proses pemulangan jenazah korban.
"Tiga warga Sumenep yang meninggal dunia akibat kapal tenggelam itu diduga tenaga kerja Indonesia (TKI) ilegal yang sebelumnya bekerja di Malaysia," katanya.
Sesuai surat keterangan dari KJRI Johor Bahru, jenazah Farida dan Salim akan dibawa dari Kuala Lumpur ke Indonesia dengan pesawat terbang pada Kamis (28/7) siang dan selanjutnya dibawa ke Surabaya, juga dengan pesawat terbang pada malam harinya.
Sementara pemulangan jenazah Rusida dari Kuala Lumpur ke Jakarta dan selanjutnya ke Surabaya dilakukan pada Rabu ini. (*)