Blitar (Antara Jatim) - Puluhan kepala keluarga di Lingkungan Ngambak, Kelurahan Beru, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar, Jawa Timur yang menjadi korban terjangan lesus atau angin puyuh/puting beliung berharap pemerintah kabupaten memberikan bantuan untuk perbaikan bangunan mereka yang rusak.
"Ini hampir semua genteng rumah berjatuhan setelah diterjang angin kemarin. Sampai sekarang belum ada pendataan, belum ada kunjungan, dan belum ada bantuan," kata Suwardi, salah seorang warga di depan Masjid Agung Miftahul Jannah di Ngambak, Beru, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar, Selasa.
Ia dibantu tetangga serta saudaranya untuk membersihkan rumahnya dari sisa bangunan yang rusak akibat terjangan angin lesus pada Senin (11/7) siang. Sebagian besar genteng di rumahnya runtuh akibat musibah tersebut.
"Ini genteng yang tidak hancur saya singkirkan untuk digunakan lagi. Kalau yang hancur, nanti mau tidak mau ya diganti dengan genteng yang baru," ucapnya.
Di daerahnya banyak rumah tetangga maupun fasilitas umum yang juga mengalami kerusakan setelah diterjang angin lesus itu, seperti sebagian bangunan kantor PLN yang langsung diperbaiki beramai-ramai. Namun, belum semua tetangganya didata oleh petugas, sehingga ia berharap petugas lebih teliti lagi dalam melakuan pendataan.
Selain rumahnya, terdapat tempat pencucian mobil dan warung kopi atau cafe yang mengalami rusak parah. Kerusakan juga terjadi pada tenda parkir di MAN Wlingi yang terbang hingga 25 meter dan tersangkut di bangunan sebelah utara. Kemudian atap SPBU Ngambak juga ada yang terangkat angin
Terdapat juga kaca nako di masjid di kelurahan itu berjatuhan, garasi sepeda motor yang rusak, atap bangunan menyingkap, serta pohon ambruk. Beberapa pohon itu ambruk dan mengenai bangunan. Teras ruko yang masih baru di jalur RSUD juga rusak.
Angin lesus itu datang sesaat sebelum hujan turun. Angin dengan kecepatan tinggi langsung menerjang daerah tersebut, sehingga masyarakat sangat kaget. Mereka merasa was-was di dalam rumah, sebab khawatir rumah juga ambruk terkena terjangan angin itu. Puluhan bangunan rumah yang rusak sampai bagian belakang sekitar rel kereta dan bagian timur. Namun warga segera memasang kembali genteng-genteng yang masih bisa digunakan, sehingga sebagian tidak terlihat lagi mengalami kerusakan.
Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Blitar Ganef Rahmawanto mengatakan petugas masih mendata kerugian pasti akibat kejadian angin lesus itu. Namun, saat ini data kerusakan akibat musibah itu dibawa petugas, sehingga nantinya tinggal memastikan total kerugian. Terkait dengan bantuan, ia mengatakan masih harus dilakukan pendataan ulang tingkat kerusakan tersebut.
"Untuk bantuan, sementara masih dilakukan pendataan dulu," katanya.
Ganef juga menambahkan, fenomena cuaca ekstrim yang salah satunya bisa memicu terjadinya angin lesus masih dimungkinkan terjadi. Sesuai dengan informasi dari BMKG, cuaca ekstrim akan terjadi hingga tanggal 15 Juli 2016.
Pihaknya mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati serta waspada, terlebih lagi saat hujan terjadi. Sebab, dimungkinkan angin lesus masih bisa saja terjadi di wilayah Kabupaten Blitar.
"Kami imbau masyarakat untuk lebih berhati-hati, mewaspadai cuaca ekstrim misalnya angin disertai hujan. Informasi dari BMKG, cuaca ekstrim terjadi sampai tanggal 15 Juli 2016," harapnya. (*)