Kediri (Antara Jatim) - Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar berjanji akan menambah sejumlah fasilitas di pos pelayanan terpadu baik untuk lanjut usia (lansia) maupun di bayi lima tahun (balita), dengan harapan bisa memacu semangat kader untuk bekerja lebih maksimal.
"Fasilitas akan kami tambah supaya lebih bagus lagi, lebih detail lagi bagi kader untuk memeriksa kesehatan mereka," katanya di Kediri, Selasa.
Wali Kota yang ditemui dalam acara temu kader posyandu balita dan lansia di Dinas Kesehatan Kota Kediri itu mengatakan beberapa peralatan yang ditambah itu merata baik untuk posyandu lansia maupun posyandu balita.
Alat-alat itu misalnya alat cek gula darah, alat tensi darah, timbangan badan, celana timbangan untuk anak-anak, serta timbangan khusus untuk anak-anak. Namun, pengadaan alat-alat itu akan direncanakan pada tahun anggaran 2017.
"Setidaknya kader kerjanya bisa enak dan orangtua yang ada di posyandu tahu perkembangan anaknya, apakah sesuai dengan harapan atau tidak, dan jika tidak bisa dibawa ke dokter," ujarnya.
Penambahan fasilitas itu diputuskan oleh Wali Kota setelah dialog langsung dengan para kader terkait dengan kebutuhan mereka. Ternyata, di posyandu belum semua memiliki alat yang lengkap, sehingga kesulitan untuk memantau kondisi kesehatan mereka, baik lansia maupun anak-anak.
Sementara itu, Fungsional Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Kediri Dwi Nastiti mengemukakan jumlah kader posyandu di Kota Kediri cukup banyak. Secara total, baik kader posyandu lansia maupun balita sekitar 2.400 orang, yang terdiri dari 1.700 kader balita, dan sisanya adanya kader posyandu lansia.
Sementara itu, jumlah balita yang terdata sekitar 21 ribu anak, dan untuk lansia, dimana yang pra-lansia dengan usia 45-59 tahun jumlahnya sekitar 19 ribu, lansia usia 60-kurang dari 70 tahun sekitar 58 ribu orang, dan di atas usia 70 tahun mencapai 93 ribu orang.
Dwi mengatakan, kegiatan posyandu dilakukan setiap satu bulan sekali. Setiap kali pertemuan, untuk posyandu lansia terdapat perawat yang ikut serta yang membantu memeriksa kondisi para lansia. Selain itu, setiap tiga bulan sekali terdapat dokter yang juga turun langsung.
Sedangkan, untuk posyandu balita, setiap kali pertemuan posyandu didampingi bidan setempat yang ikut memeriksa kondisi balita. Jika si balita sakit, bidan akan memberinya obat atau merujuknya ke rumah sakit.
Sementara itu, Sholikah, salah seorang kader dari Kelurahan Bandarkidul, Kota Kediri mengatakan adanya rencana bantuan itu bisa memberikan angin segar bagi para kader. Selama ini, untuk kegiatan di posyandu masih belum ada beberapa alat yang penting, sehingga dengan bantuan itu bermanfaat.
Sholikah juga mengatakan, dalam kegiatan posyandu, seluruh kader bekerjasama, termasuk hingga mengeluarkan uang pribadi untuk membeli makanan bagi anak-anak saat kegiatan posyandu balita.
"Kalau kebutuhan banyak, misalnya meja, namun karena rusak, saya menggunakan meja punya saya sendiri," katanya sambil berharap nantinya posyandu akan dibantu pengadaan meja dari pemerintah. (*)