Sumenep (Antara Jatim) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumenep mencatat angka inflasi pada Mei 2016 di kabupaten tersebut sebesar 0,31 persen, melampaui di tingkat regional maupun nasional.
"Inflasi di tingkat regional (Provinsi Jawa Timur) sebesar 0,14 persen dan Nasional sebesar 0,24 persen," kata Kepala BPS Sumenep, Suparno di Sumenep, Senin.
Di Sumenep, empat dari tujuh kelompok pengeluaran yang merupakan objek survei indeks harga konsumen (IHK) mengalami inflasi, dua kelompok deflasi dan satu kelompok stabil.
Empat kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi pada Mei 216 adalah kelompok bahan makanan sebesar 0,79 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,57 persen; kelompok sandang 0,45 persen; dan kelompok kesehatan 0,06 persen.
Sementara dua kelompok yang mengalami deflasi adalah kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,13 persen; dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,01 persen.
"Kelompok pengeluaran yang stabil jika dibanding periode sebelumnya adalah kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga," kata Suparno, menerangkan.
Ia menjelaskan, komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi pada Mei di Sumenep, di antaranya beras, daging ayam kampung, telur ayam ras, daging ayam ras, wortel, dan apel.
Sementara komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi, di antaranya tongkol pindang, tomat sayur, kacang hijau, kacang panjang, dan sawi.
"Pada Mei 2016, tujuh daerah lainnya di Jawa Timur yang menjadi lokasi survei IHK juga mengalami inflasi. Namun, angka inflasi tertinggi terjadi di Sumenep jika dibanding tujuh daerah lainnya," kata Suparno, menerangkan.
Sesuai data di BPS Sumenep, angka inflasi pada Mei 2016 di Jember sebesar 0,15 persen, Banyuwangi 0,12 persen, Kediri 0,12 persen, Malang 0,15 persen, Probolinggo 0,15 persen, Madiun 0,06 persen, dan Surabaya 0,13 persen. (*)