Sumenep (Antara Jatim) - Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf mengaku prihatin terhadap
pasokan listrik di Pulau Sapudi, Kabupaten Sumenep Madura, karena semua
penduduk belum merasakannya selama 24 jam.
"Semua penduduk di Pulau Sapudi belum mendapat listrik sehari semalam karena pasokan yang minim," ujarnya di sela kunjungannya ke Pulau Sapudi, Kamis.
Gus Ipul, sapaan akrabnya, meminta PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk segera bersikap dan menindaklanjuti listrik di Pulau Sapudi.
"Saya juga mendapat informasi kalau belum semua desa di kepulauan mendapat listrik 24 jam sehingga harus bergiliran nyala dan padamnya," ucap mantan ketua umum Gerakan Pemuda Ansor tersebut.
Orang nomor dua di Pemprov Jatim itu berharap PT PLN tidak egois dan menegaskan siap atau tidaknya memasoki listrik di kawasan kepulauan, khususnya Pulau Sapudi.
"Kalau tidak siap maka pemerintah bisa segera bersikap menemukan solusinya. Apakah caranya dengan bekerja sama dengan pihak swasta, atau seperti apa, nanti dibahas teknisnya. Kami tunggu sikap PLN dulu seperti apa," katanya.
Wakil Bupati Sumenep Achmaf Fauzi yang ikut dalam rombongan juga mengaku siap membantu warga di kepulauan dengan menyiapkan insfrastruktur memadai untuk kelistrikan.
"Pemkab siap membangunnya jika dimintai bantuan oleh PLN menyiapkan. Kami juga siap jika ada pihak lain yang membantu," katanya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Humas PT PLN (Persero) Jatim, Pinto Raharjo, mengakui memang pasokan listrik di Pulau Sapudi tidak sampai 24 jam.
"Tapi tidak semua kepulauan kok, seperti di Pulau Bawean sudah 24 jam," katanya sembari mengatakan bahwa persoalan teknis di Sapudi bisa dikonfirmasikan ke PLN kawasan setempat.
Sementara itu, listrik di Pulau Sapudi hanya dirasakan masyarakatnya pada pukul 17.00 WIB hingga 05.00 WIB, sedangkan 12 jam sisanya padam.
"Warga terpaksa menggunakan genset, itupun yang memiliki usaha atau perekonomian lebih karena perlu bahan bakar untuk menyalakannya," kata salah seorang warga setempat, Laili.
Hal senada disampaikan Wiyono, pria asal Solo yang sudah sejak 1977 tinggal di Pulau Sapudi dengan alasan menjalankan usahanya, namun terhambat karena tidak bisa memanfaatkan listrik akibat keterbatasan pasokan.
"Bahkan beberapa hari terakhir ini listrik baru bisa menyala pukul 12 malam, dan padam lagi pukul 05.00 WIB.
Di sisi lain, kehadiran Wakil Gubernur Jatim dan rombongan dalam rangka menghadiri haul akbar Almarhum Almaghfurlah KH Achmad Sufyan Miftahul Arifin yang diikuti ribuan warga dan dipusatkan di lapangan karapan sapi Kecamatan Gayam. (*)
"Semua penduduk di Pulau Sapudi belum mendapat listrik sehari semalam karena pasokan yang minim," ujarnya di sela kunjungannya ke Pulau Sapudi, Kamis.
Gus Ipul, sapaan akrabnya, meminta PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk segera bersikap dan menindaklanjuti listrik di Pulau Sapudi.
"Saya juga mendapat informasi kalau belum semua desa di kepulauan mendapat listrik 24 jam sehingga harus bergiliran nyala dan padamnya," ucap mantan ketua umum Gerakan Pemuda Ansor tersebut.
Orang nomor dua di Pemprov Jatim itu berharap PT PLN tidak egois dan menegaskan siap atau tidaknya memasoki listrik di kawasan kepulauan, khususnya Pulau Sapudi.
"Kalau tidak siap maka pemerintah bisa segera bersikap menemukan solusinya. Apakah caranya dengan bekerja sama dengan pihak swasta, atau seperti apa, nanti dibahas teknisnya. Kami tunggu sikap PLN dulu seperti apa," katanya.
Wakil Bupati Sumenep Achmaf Fauzi yang ikut dalam rombongan juga mengaku siap membantu warga di kepulauan dengan menyiapkan insfrastruktur memadai untuk kelistrikan.
"Pemkab siap membangunnya jika dimintai bantuan oleh PLN menyiapkan. Kami juga siap jika ada pihak lain yang membantu," katanya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Humas PT PLN (Persero) Jatim, Pinto Raharjo, mengakui memang pasokan listrik di Pulau Sapudi tidak sampai 24 jam.
"Tapi tidak semua kepulauan kok, seperti di Pulau Bawean sudah 24 jam," katanya sembari mengatakan bahwa persoalan teknis di Sapudi bisa dikonfirmasikan ke PLN kawasan setempat.
Sementara itu, listrik di Pulau Sapudi hanya dirasakan masyarakatnya pada pukul 17.00 WIB hingga 05.00 WIB, sedangkan 12 jam sisanya padam.
"Warga terpaksa menggunakan genset, itupun yang memiliki usaha atau perekonomian lebih karena perlu bahan bakar untuk menyalakannya," kata salah seorang warga setempat, Laili.
Hal senada disampaikan Wiyono, pria asal Solo yang sudah sejak 1977 tinggal di Pulau Sapudi dengan alasan menjalankan usahanya, namun terhambat karena tidak bisa memanfaatkan listrik akibat keterbatasan pasokan.
"Bahkan beberapa hari terakhir ini listrik baru bisa menyala pukul 12 malam, dan padam lagi pukul 05.00 WIB.
Di sisi lain, kehadiran Wakil Gubernur Jatim dan rombongan dalam rangka menghadiri haul akbar Almarhum Almaghfurlah KH Achmad Sufyan Miftahul Arifin yang diikuti ribuan warga dan dipusatkan di lapangan karapan sapi Kecamatan Gayam. (*)