Bojonegoro (Antara Jatim)- Badan Lingkungan Hidup (BLH) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Jawa Timur, akan mengambil contoh air Bengawan Solo di tiga lokasi, untuk dilakukan uji laboratorium, akhir Mei.
Kepala Bidang Pengkajian dan Laboratorium BLH Pemkab Bojonegoro Hari Susanto, di Bojonegoro, Selasa, menjelaskan, pengambilan contoh air Bengawan Solo, untuk mengetahui kualitas air Bengawan Solo memasuki musim kemarau.
Pengambilan contoh air, katanya, akan dilakukan di di Taman Bengawan Solo (TBS) di Desa Ledokwetan, Kecamatan Kota, di lokasi Bendung Gerak, di Kecamatan Kalitidu dan di Kecamatan Padangan.
"Pemeriksaan kualitas air Bengawan Solo, kami lakukan rutin tiga bulan sekali. Kali ini pengambilan air Bengawan Solo, dilakukan dalam kondisi airnya jernih," ucapnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan dari hasil uji laboratorium contoh air di tiga lokasi, yang dilaksanakan tiga bulan lalu, juga di tiga lokasi diketahui air Bengawan Solo di daerahnya sudah tercemar berbagai aneka limbah.
Pemeriksaan contoh air dilakukan di Laboratorium Lingkungan BLH Kabupaten Mojokerto.
"Pengambilan contoh air Bengawan Solo dilakukan ketika kondisi air keruh," ucapnya, menegaskan.
Ia menyebutkan hasil pemeriksaan air di lokasi Bendung Gerak Bengawan Solo, diketahui kadar "biological oxygen demand" (BOD) 4,39 miligram/liter, yang dipersyaratkan 3 miligram/liter, dan "chemical oxygen demand" (COD) 11,17 miligram/liter, dipersyaratkan 25 miligram/liter.
Selain itu, tembaga (Cu) 0,150 miligram/liter, yang dipersyaratkan 0,02 miligram/liter dan Cobalt (Co) 0,19 miligram/liter, yang dipersyaratkan 0,2 miligram/liter, dan Seng (Zn), 0,038 miligram/liter, yang dipersyaratkan 0,05 miligram/liter.
Begitu pula, lanjut dia, hasil pemeriksaan di dua lokasinya yaitu di TBS dan di Kecamatan Padangan, hasilnya tidak jauh berbeda.
"Pencemaran berbagai aneka limbah terbesar dari daerah hulu, Jawa Tengah. Pemeriksaan kualitas air Bengawan Solo di Ngawi, juga menunjukkan telah tercemar limbah batik dari Jawa Tengah," paparnya.
Meski demikian, ia mengatakan untuk mengurangi pencemaran air Bengawan Solo di daerahnya, bisa dilakukan dengan membuat tempat penimbunan sampah (TPS) di wilayah barat di Kecamatan Padangan dan sekitarnya.
"Warga di sepanjang Bengawan Solo di wilayah barat banyak yang membuang sampah langsung ke Bengawan Solo, sehingga menambahkan tingkat pencemaran air di daerah hilirnya," ucapnya, menambahkan. (*)