Bojonegoro (Antara Jatim) - Perum Jasa Tirta (PJT) V di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur membuka empat pintu Bendung Gerak Bengawan Solo di Kecamatan Kalitidu, untuk mengalirkan air ke daerah hilir, sejak sehari lalu.
"Bendung Gerak dibuka empat pintu, yang semula hanya dua pintu, karena ada pasokan debit air yang cukup besar dari daerah hulunya, sejak sehari lalu," kata Juru Pintu Bendung Gerak PJT V di Bojonegoro Gigih NP., di Bojonegoro, Jumat.
Ia menjelaskan bertambahnya debit air di Bendung Gerak itu, karena di Ngawi terjadi banjir bandang. Ketinggian air pada papan duga di Bendung Gerak yang semula 10,5 meter naik menjadi 12,5 meter, sejak Kamis (26/11) sekitar pukul 17.00 WIB.
"Sekarang pintu yang dibuka yaitu pintu 1,2, 8 dan 9, dengan bukaan masing-masing 50 centimeter," jelasnya.
Dengan bukaan empat pintu itu, katanya, debit air yang dikeluarkan ke daerah hilir Jawa Timur, mencapai 196,7 meter kubik per detik. Padahal, sebelumnya debit air yang dikeluarkan melalui dua pintu tidak lebih sekitar 30 meter kubik per detik.
"Saat ini debit air di Bendung Gerak, masih terus bertambah," ucapnya, menegaskan.
Menurut perhitungan Balai Besar Bengawan Solo di Solo, Jawa Tengah, kemungkinan sembilan pintu Bendung Gerak dibuka semua, 1 Desember.
Secara bersamaan, menurut dia, pintu Bendung Gerak di Babat, Lamongan dan Gresik, juga akan dibuka, sebab perhitungannya hujan sudah turun merata di sepanjang daerah aliran (DAS) Bengawan Solo di hulu, Jawa Tengah.
"Tapi kemungkinan rencana bisa berubah, kalau ternyata hujan di sepanjang DAS Bengawan Solo belum terlalu besar," ujarnya.
Yang jelas, menurut dia, air yang dikeluarkan dari Bendung Gerak bisa untuk memenuhi kebutuhan air pertanian, industri dan rumah tangga di hilir, Jawa Timur.
"Kami tidak menerima ada laporan petani di sepanjang hilir Jawa Timur, yang kesulitan air Bengawan Solo," jelas Kasi Operasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Mucharom, menambahkan.
Embung Belum Terisi
Kepala Dinas Pengairan Kabupaten Bojonegoro Edi Sutanto, menambahkan baru separuhnya dari 360 embung di daerahnya yang terisi air, disebabkan intensitas hujan di daerahnya masih belum deras.
"Itupun air yang tertampung di embung masih sedikit sekali," ucapnya.
Meski demikian, katanya, ada sejumlah embung yang airnya penuh, antara lain, embung di Desa Mbondol, Kecamatan Ngambon, di Desa Sidomulyo, Kecamatan Kedungadem, dan di Desa Kepoh, Kecamatan Kepohbaru.
"Embung di lokasi setempat bisa terisi air penuh, karena memiliki sumber mata air," ujarnya. (*)