Ngawi (Antara Jatim) - Pengerjaan fisik proyek jalan tol Solo-Kertosono ruas Mantingan-Kertosono di wilayah Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, tercatat baru mencapai 12 persen.
General Superintendent PT Waskita Karya, Anang Noer Taclish, Sabtu, mengatakan, terdapat sejumlah kendala yang dihadapi hingga pengerjaan proyek masih minim.
Menurut dia, kendala awal yang dihadapi adalah minimnya tanah uruk akibat perubahan regulasi proses izin pertambangan galian C. Namun, hal itu sudah teratasi menyusul dikeluarkannya sejumlah izin dari Pemprov Jatim.
Lalu, kondisi cuaca yang banyak hujan, tidak mendukung dilakukannya pengerasan lahan. Hal itu membuat PT Waskita Karya menunda penimbunan tanah uruk.
Sementara, hal yang paling besar dihadapi saat ini adalah proses pembebasan lahan yang belum juga usai. Dibandingkan dengan ruas Solo-Mantingan (Ngawi), pengerjaannya telah mencapai hampir 60 persen.
"Kendala mendasar yang kami hadapi dalam pengerjaan tol ini adalah pembebasan lahan yang belum juga selesai," ujar General Superintendent PT Waskita Karya, Anang Noer Taclish, kepada wartawan.
Pihaknya berharap Panitia Pengadaan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta Badan Pertanahan Nasional (BPN) dari Kabupaten Ngawi segera menyelesaikan pembebasan tanah yang masih terkatung.
Sebab, ia sedang mengejar target pengerjaan hingga 75 persen ada akhir tahun ini. Sambil menunggu pembebasan lahan yang belum selesai, timnya di lapangan akan mengoptimalkan pekerjaan selagi kondisi cuaca mendukung.
Data BPN Ngawi mencatat, sejauh ini poses pembebasan lahan tinggal tersisa 112 bidang. Yang terdiri dari 94 bidang tanah milik warga dan 18 bidang tanah milik lembaga.
Adapun 18 bidang milik lembaga tersebut antara lain, tujuh bidang milik instansi pemerintah, lima bidang berupa tanah kas desa, empat bidang berupa tanah wakaf yang administrasinya bermasalah, satu bidang milik PTPN XI, dan satu bidang milik yayasan PGRI. (*)
