Kediri (Antara Jatim) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, berkomitmen memfasilitasi perajin tenun ikat setempat agar kerajinan itu semakin berkembang.
"Pemda siap membantu. Kemarin kami sudah ajak perajin ke Garut (Jawa Barat). Di situ, kami melihat tentang tenun, ada yang memakai tangan serta ada bantuan dari mesin," kata Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar di Kediri, Jumat.
Ia mengatakan di lokasi tersebut, perajin di Kabupaten Garut juga tidak pelit dalam memberikan informasi, termasuk dengan pemanfaatan tenun yang menggunakan bantuan mesin.
Dengan alat itu, ternyata diperlukan teknik sendiri misalnya diperlukan pola kain khusus. Selain itu juga harus diperlukan tingkat kerenggangan kain maupun kepadatannya.
Ia menegaskan, pemkot bersedia membantu. Namun, jika memanfaatkan alat dengan bantuan mesin itu, perajin juga harus memahami berbagai pola, sehingga alat itu bisa dimanfaatkan dengan baik.
"Yang harus dipikirkan adalah kembangkan alat itu, mencoba meneliti dan membuat polanya. Jika itu sudah dapat, maka bisa jalan. Kalau hanya mesin saja percuma," tegasnya.
Wali Kota juga menegaskan, pemerintah juga mewadahi para perajin untuk semakin mengembangkan usahanya. Selain diikutkan dengan berbagai pameran, juga melibatkan desainer untuk membuat kerajinan tenun ikat ini, sehingga tenun ikat menjadi lebih menarik lagi.
Wakil Wali Kota Kediri Lilik Muhibbah menambahkan pemkot juga membeli berbagai produk tenun ikat untuk dipakai oleh pegawai. Pembelian itu menunjukkan salah satu komitmen agar usaha kerajinan tersebut terus hidup.
"Seragam PNS sudah ada. Setiap Kamis dan Jumat menggunakan tenun ikat bandar, jika dari pusat ada seragam khusus, kami tetap usahakan memakai," katanya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB) Tenun Ikat Bandar Kidul Kota Kediri Eko Harianto mengatakan para perajin memang sepakat membuat KUB, agar lebih memudahkan untuk komunikasi. Selain itu, dengan adanya KUB pesanan juga bisa dibagi ke seluruh perajin yang merupakan anggota.
"Ada 10 pengusaha yang tergabung. Sekarang, dengan adanya online lebih mudah lagi dan jualannya tidak dari rumah ke rumah," katanya.
KUB yang dikelolanya saat ini juga berupaya terobosan alat baru, sehingga bisa lebih meningkatkan produksi tenun. Jika menggunakan alat tradisional, hanya bisa menghasilkan satu lembar kain sehari, dengan alat baru itu, bisa membuat hingga enam lembar kain.
Saat ini, terdapat dua unit mesin yang sudah didatangkan. Dalam waktu dekat, mesin itu segera beroperasi. Pemerintah pun juga mendukung pembelian alat itu, dan akan membantu perlengkapannya.
Ia berharap, pemerintah juga memberikan dukungan pada para perajin tenun ikat agar terus bertahan, terutama di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang dimulai di 2016. (*)