Madiun (Antara Jatim) - Penggunaan air bersih warga Kota Madiun, Jawa Timur, yang dilayani oleh PDAM setemat tercatat meningkat signifikan selama beberapa tahun terakhir.
Data PDAM Kota Madiun mencatat, penjualan air di Kota Madiun pada tahun 2011 mencapai 7,9 juta meter kubik. Jumlah tersebut naik menjadi 8,9 juta meter kubik pada tahun 2015, dengan jumlah pelanggan mencapai 37.193 pelanggan.
"Rata-rata kebutuhan air warga Kota Madiun antara 130 sampai 133 liter per orang per hari. Hampir sama dengan kebutuhan metropolitan sebesar 150 liter per orang per hari," ujar Direktur Utama PDAM Tirta Taman Sari Kota Madiun, Bambang Irianto, kepada wartawan, Kamis.
Menurut dia, produksi air dan penjualannya berbanding lurus dari tahun ke tahun seiring perkembangan dan pembangunan di Kota Madiun.
Merujuk ukuran Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum, terdapat standar kebutuhan air berdasarkan kewilayahan. Seperti warga di wilayah pedesaan hanya butuh 60 liter air per kepala per hari. Sedangkan ukuran kota kecil di angka 90 liter, kota sedang 110 liter, kota besar 130 liter per, dan metropolitan 150 liter per kepala setiap hari.
Untuk itu, pihaknya meminta warga Kota Madiun agar berhemat dalam penggunaan air. Jangan asal produksi air melimpah, warga menggunakannya boros.
"Meski produksi air PDAM terus bertambah, namun tidak ada salahnya masyarakat hemat dan bijak dalam penggunaan air. Perlu kesadaran semua pihak untuk menjaga kualitas dan kuantitas air dalam menunjang kehidupan," kata dia.
Dia menjelaskan, ketersediaan air tanah di Kota Madiun selama ini ditopang dari ekosistem di kawasan Gunung Lawu, Gunung Wilis, dan Gunung Pandan. Selain itu, juga ada cekungan berisi air di dasar tanah yang membentang dari kawasan Wonogiri, Ponorogo, Pacitan, hingga Madiun.
"Cadangan itu cukup untuk ratusan tahun ke depan. Namun, meski melimpah, penggunaan air tetap harus seimbang," kata dia.
Jika air hujan yang ditampung bumi tidak sebanding dengan air dari tanah yang diambil manusia, maka bisa berakibat bencana di saat musim hujan dan krisis di saat kemarau.
Guna meningkatkan tampungan air tanah, pihaknya juga mengimau warga membuat resapan air di masing-masing rumahnya.
Sementara, untuk meningkatkan produksi airnya, selain mengandalkan air tanah, pihaknya juga telah menambah sumur pompa dalam. Dari 21 jumlah sumur pompa dalam pada lima tahun lalu, kini sudah genap 26 unit yang tersebar di sejumlah kelurahan yang ada di Kota Madiun.
Ia mengklaim, sumur-sumur pompa dalam tersebut mampu memenuhi pelayanan di jam puncak yang kebutuhannya meningkat dua kali lipat. Yakni pada jam 05.00-07.00 WIB dan 16.00-18.00 WIB. (*)