Bojonegoro (Antara Jatim) - Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mengerahkan 1.273 petugas, di antaranya sebanyak 252 petugas merupakan pengawas lapangan dalam pelaksanaan sensus Ekonomi 2016 pada 1 Mei sampai 31 Mei.
"Petugas yang direkrut untuk melaksanakan sensus ekonomi 2016, sekarang ini masih dalam tahap mengikuti pelatihan," kata Kasi Distribusi BPS Bojonegoro Iswanto di Bojonegoro, Senin.
Sebanyak 1.273 petugas sensus ekonomi di daerahnya itu, katanya, memperoleh materi pelatihan tentang tata cara pelaksanaan sensus di lapangan berdasarkan buku pedoman sensus ekonomi.
Petugas sensus ekonomi 2016 merupakan hasil penyaringan yang diikuti sekitar 3.000 peserta, beberapa waktu lalu.
"Mereka kebanyakan pegawai negeri sipil (PNS) yang ada di kecamatan juga guru yang masuk dalam petugas sensus ekonomi 2016," ucapnya.
Oleh karena itu, ia optimistis pelaksanaan sensus ekonomi 2016 bisa berjalan lancar karena petugas pelaksana sensus dipilihkan yang sudah berpengalaman selain juga memperoleh pelatihan.
"Dalam pelaksanaan nanti semua petugas dilengkapi dengan atribut sebagai petugas sensus ekonomi, mulai pakaian, tanda pengenal, juga yang lainnya," jelas dia.
Lebih lanjut ia menjelaskan sensus yang selama ini dilakukan BPS yaitu sensus penduduk yang pelaksanaannya untuk tahunnya selalu berakhiran 0. Selain itu, sensus pertanian yang tahunnya berakhiran 3 dan sensus ekonomi yang tahunnya selalu berakhiran 6.
Sesuai data yang diperoleh BPS, pada 2014 bahwa warga yang akan menjalani sensus ekonomi sebanyak 455.797 rumah tangga (RT), dengan sasaran warga yang memiliki usaha ekonomi, tidak termasuk PNS, dan petani.
Pelaksanaan sensus, tidak dengan pola kepala keluarga, tapi dengan pola RT, yang memiliki kegiatan usaha ekonomi.
"Kalau ada PNS dan petani memiliki usaha, ya, tetap masuk dalam sasaran sensus ekonomi, tapi terkait dengan usahanya," ucapnya, menegaskan.
Yang jelas, menurut dia, pelaksanaan sensus ekonomi ini untuk mengetahui perkembangan usaha ekonomi di suatu daerah dalam 10 tahun terakhir.
"Tapi data usaha warga yang menjalani usaha bersifat rahasia, tidak untuk diketahui umum," paparnya.
Ia menambahkan secara umum tingkat perekonomian warga di Bojonegoro jelas akan meningkat, dibandingkan 10 tahun lalu, karena keberadaan industri migas yang sudah berjalan sejak beberapa tahun terakhir. (*)