Bojonegoro (Antara Jatim) - Ribuan umat Islam di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, melaksanakan shalat gerhana di sejumlah masjid, bersamaan dengan dimulainya gerhana matahari di daerah setempat, Rabu sekitar pukul 07.00 WIB.
"Jumlah peserta shalat gerhana matahari di Masjid Agung Darussalam, jauh lebih banyak dibandingkan peserta shalat gerhana pada 1983," kata Pengurus Takmir Masjid Agung Darussalam di Desa Kauman, Kecamatan Kota, Bojonegoro Kasnoto.
Ia membandingkan peserta shalat gerhana tahun ini yang datang, tidak hanya pejalan kaki, tetapi juga banyak yang membawa kendaraan roda dua, juga empat, hingga memadati lokasi parkir masjid.
Bahkan, sejumlah anak-anak sekarang ini juga ikut shalat gerhana matahari di Masjid Agung Darussalam."Dulu ketika shalat gerhana pada 1983 jumlah pesertanya sedikit, tidak sebanyak sekarang ini," ucapnya, menegaskan.
Seorang jamaah Masjid Agung Darussalam Abdul Cholik, memperkirakan jumlah peserta shalat gerhana di masjid setempat, mencapai 2.000 orang.
"Kalau Masjid Agung Darussalam penuh kapasitasnya sekitar 3.500 orang," jelas dia.
Dalam khutbah di Masjid Agung Darussalam, Ketua MUI Kabupaten Bojonegoro Kyai Haji Djauhari Hasan, menjelaskan peristiwa gerhana matahari adalah bukan pertanda akan terjadinya bencana, juga akan ada kejadian yang aneh.
"Kejadian gerhana matahari jangan dikait-kaitkan dengan akan adanya paceklik atau bencana," katanya, menegaskan.
Namun, menurut dia, peristiwa gerhana matahari, juga gerhana bulan menunjukkan kekuasaan dan kebesaran Allah SWT, yang mengatur peredaran alam.
"Kejadian gerhana memberi peringatan kepada kita agar kita hanya takut kepada Allah SWT," ucapnya.
Ia kemudian mengutip sebuah hadits bahwa sesungguhnya gerhana matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang.
"Jika melihat gerhana matahari atau bulan maka berdo'alah kepada Allah, berdzikirlah, kerjakan shalat dan bersedekah," tuturnya.
Usai shalat, para jamaah dengan berbagai cara melihat proses gerhana matahari dari serambi masjid.
Secara bersamaan sejumlah masjid di daerah setempat, juga menggelar shalat gerhana, di antaranya, Masjid At Taqwa, milik Pengurus Daerah (PD) Muhammadiyah, dan Masjid Darul Fattah, di Desa Sukorejo, Kecamatan Kota.
Tidak hanya itu, para siswa Ponpes Al Fatimah di Desa Sukorejo, Kecamatan Kota, juga menggelar shalat gerhana di masjid sekolahan. (*)