Bojonegoro, (Antara) - Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mendukung pengembangan penambangan minyak tradisional di Kecamatan Kedewan menjadi objek wisata, agar penambang tidak hanya menggantungkan dari pendapatan minyak mentah (crude oil) saja.
"Pemkab sangat mendukung pengembangan lapangan sumur minyak tua menjadi objek wisata, sebab penambang bisa memperoleh penghasilan tidak hanya dari menambang minyak mentah saja," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro Amir Syahid, di Bojonegoro, Rabu.
Bahkan, menurut dia, pemkab akan menggabungkan objek wisata penambangan minyak tua peninggalan Belanda, menjadi satu paket dengan objek wisata kubur batu di Kecamatan Malo, dan kerajinan kayu jati di Kecamatan Kasiman.
Selain itu, lanjut dia, juga menggabungkan dengan objek wisata budaya berupa bangunan yang masuk cagar budaya di Kecamatan Padangan dan agrowisata kebun kelimbing di Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu.
"Pemkab merencanakan sejumlah objek wisata itu, akan menjadi satu paket wisata di wilayah barat," jelas dia.
Namun, menurut dia, pemkab masih membahas pengelolaan bangunan cagar budaya berupa sebuah rumah dan Kantor Polsek, sebagai sebuah objek wisata.
Sesuai informasi yang diterima sebuah rumah di Padangan itu, dulunya di zaman Belanda, merupakan sebuah rumah sakit.
"Kemungkinan pemkab akan membeli kedua bangunan rumah itu. Kalau pemiliknya tidak memperbolehkan, ya, jangan dijual, tapi pemkab akan memugar sesuai aslinya," ujarnya, menegaskan.
Untuk pengembangan objek wisata di wilayah barat itu, menurut dia, akan menggandeng Universitas Pembangunan Nasional (UPN) "Veteran" Yogyakarta, sebagai pendamping.
Selain itu, juga akan dilakukan nota kesepahaman dengan Disbudpar Gunung Kidul, Yogyakarta, yang wilayahnya terdapat objek wisata Gua Pindul, dan Disbudpar Sleman, dengan objek wisata Merapi.
"Nota kesepahaman dengan Disbudpar Gunung Kidul dan Sleman, segera kita realisasikan," katanya, menegaskan.
Apalagi, lanjut dia, jajaran pemkab bersama sekitar 30 penambang minyak mentah di Kecamatan Kedewan, sudah mengunjungi kedua objek wisata di Yogyakarta itu, untuk belajar pengelolaan objek wisata, pekan lalu.
"Penambang minyak menyambut baik gagasan menjadikan kawasan minyak mentah sebagai objek wisata," ucapnya.(*)