Jakarta (ANTARA) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan pihaknya menyiapkan tiga strategi guna mengurangi porsi belanja impor minyak dan gas (migas) nasional mengingat potensi sumber daya mineral yang dimiliki Indonesia masih besar.
Baca juga: Kinerja sektor migas dan nonmigas dorong kenaikan ekspor Jatim
Menurutnya, proyek tersebut bisa meningkatkan lifting minyak yang pada awalnya 90-100 ribu Barrel Oil per Day (BOPD) menjadi 140-160 ribu BOPD.
Sementara untuk reaktivasi sumur yang menganggur, Bahlil mengatakan saat ini terdapat 44.985 sumur migas yang ada di Indonesia, dan 16.990 di antaranya masuk kategori idle well.
"Namun demikian, tidak semua memiliki potensi untuk direaktivikasi karena sesuatu dan lain hal, seperti tidak adanya potensi subsurface, keekonomian yang tidak terpenuhi karena high cost rectivation dan harga minyak mentah dunia pada saat itu, serta faktor HSE dan non teknikal lainnya," katanya.
Lebih lanjut untuk strategi eksplorasi migas di wilayah Indonesia Timur, pihaknya berfokus pada daerah seperti Seram, Buton, Laut Aru-Arafura, Warim dan Timor.
"Fokus area kita sekarang itu adalah di daerah-daerah wilayah timur. Ini. Jadi di wilayah-wilayah timur sekarang. Nah, status area saat ini, ada beberapa blok yang potensinya bagus. Seperti di Seram, Buton, di Laut Aru-Arafura, Warim dan Timor," katanya.