Bojonegoro (Antara Jatim) - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan banjir luapan Bengawan Solo, mulai surut, dengan ketinggian di Bojonegoro 13,85 meter (siaga I), Jumat pukul 12.00 WIB.
"Status Bengawan Solo yang semula siaga II, kemudian masuk siaga I, sejak pukul 10.00 WIB," kata Petugas Posko UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Suyono, Jumat.
Dengan demikian, katanya, pemantuan ketinggian air Bengawan Solo di Bojonegoro, dilakukan tiga jam sekali, termasuk di daerah hulunya di Karangnongko, Kecamatan Ngraho.
"Di Ngawi ketinggian air Bengawan Solo, juga di bawah siaga banjir," tandasnya.
Meski air Bengawan Solo di Bojonegoro surut, katanya, ketinggian air di daerah hilirnya, mulai Tuban, Babat, Lamongan dan Gresik, masih naik, dalam beberapa jam ke depan.
"Sepanjang hari ini tidak ada tambahan air hujan dari daerah hulunya, maka banjir luapan Bengawan Solo, di hilir, Jawa Timur, akan surut," ucapnya, menegaskan.
Sesuai data, ketinggian air Bengawan Solo di Babat, Plangwot/Laren, Karanggeneng dan Kuro, masing-masing 7,82 meter (siaga II), Plangwot/Laren 5,61 meter (siaga III), 4,24 meter (siaga II) dan 1,98 meter (siaga I).
Data di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat meluapnya sungai terpanjang di Jawa di daerah setempat selama dua hari telah merendam 18 desa di Kecamatan Kota, Dander, Trucuk, Kapas, Balen, Kanor, Baureno.
Di daerah setempat terdapat tanaman padi seluas 231 hektare, yang terendam air banjir, dengan usia berkisar 25-60 hari, palawija 44 hektare, jalan desa, juga sejumlah lembaga pendidikan.
"Kerugian banjir belum bisa diperkirakan, sebab banjir masih berlangsung," kata Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Sukirno, menambahkan.
Camat Kanor, Bojonegoro Subiyono, menambahkan genangan air luapan Bengawan Solo di wilayahnya masih naik, meskipun ketinggian air di daerah hulunya sudah surut.
"Bengawan Solo di daerah hulu surut, tapi, larinya air, ya, ke wilayah Kecamatan Kanor," jelas dia.
Di wilayahnya, katanya, daerah yang terendam air banjir yaitu Desa Kabalan, Cangaan, Semambung, dan Piyak.
"Genangan air banjir merendam areal persawahan, dengan perkiraan kerugian mencapai Rp504 juta, karena ada tanaman padi yang terendam air banjir seluas 131 hektare," ucapnya. (*)