Kediri (Antara Jatim) - Pengikut Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang berada di Kalimantan, asal Kabupaten Kediri, Jawa Timur, mengaku terkekang dan tidak diperbolehkan keluar dari tempat ia tinggal.
"Adik saya cerita jika ingin pulang, tapi tidak bisa. Katanya tidak betah, merasa capai, sebab setiap hari kerja sampai malam," kata Minghaj Maytigor (21), Warga Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Kamis.
Minghaj mengatakan, saudaranya bersama-sama berangkat ke Kalimantan, termasuk ibu, kakak, istri kakaknya, serta adik. Dari anggota keluarga tersebut, adiknya merasa tidak betah tinggal di Kalimantan.
Selain mengeluhkan karena tidak bisa keluar dan terus bekerja, ia pun juga tidak mendapatkan gaji. Di Kalimantan, mereka bekerja bercocok tanam.
Minghaj mengatakan, anggota keluarganya itu berangkat pada Oktober 2015 bersama belasan warga Kediri lainnya. Mereka bersama-sama berangkat ke Kalimantan, namun tidak ikut program transmigrasi.
Ia pun mengaku, sebelum berangkat ibunya juga sempat pamitan mau ke Kalimantan. Bahkan, ibunya sudah bertekad, sebab rumah dan harta bendanya sudah dijual sebelum pergi ke Kalimantan untuk bergabung dengan anggota Gafatar lainnya.
"Ibu memang pamit ke Kalimantan, ya ikut Gafatar. Bahkan, sebelum berangkat rumah dan tanah dijual," ujarnya.
Ia menuturkan, ibunya sudah ikut Gafatar sekitar 2010. Ia bahkan sempat diajak juga ikut, namun menolak. Saat diajak, ia diminta untuk ikrar, tapi karena merasa tidak cocok, ia pun tidak mau.
Selama mengikuti kelompok tersebut, ibu dan sejumlah anggota keluarganya mengalami perubahan drastis. Mereka sering mengadakan pertemuan, seperti bercocok tanam serta silat.
"Kalau ibu dan adik latihan silat di dalam kamar, saya tidak tahu latihannya seperti apa, sebab kamar dikunci," ujarnya.
Ia sebenarnya merasa kasihan dengan adiknya yang ingin pulang ke Jawa tersebut. Namun, ia pun terkendala dengan biaya. Ia hanya berdoa dan berharap, adiknya bisa pulang ke Jawa, berkumpul dengan keluarga di Jawa.
Sementara itu, Kepolisian Resor Kediri masih belum menerima laporan adanya warga yang hilang. Polisi juga masih menunggu laporan, sebelum memproses masalah itu.
"Kami belum dapat laporan warga Kabupaten Kediri hilang. Jika ada, tentu kami memprosesnya," kata Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat AKP Heru. (*)