Surabaya (Antara Jatim) - Pemerintah Kota Mojokerto, Jawa Timur, menargetkan menutup lokalisasi Balong Cangkring pada Mei 2016 usai dilakukan kesepakatan antara forum pimpinan kepala daerah dan pemilik kawasan.
"Kami sudah menggelar rapat mencari solusi pada Senin (21/12) malam. Hasilnya, disepakati akan ditutup Mei 2016," ujar Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus ketika ditemui di sela menghadiri peluncuran buku Kumpulan Khotbah Bisnis dan Keuangan Syariah di Surabaya, Selasa.
Saat ini, kata dia, perundingan sudah sudah beralih ke nilai kompensasi yang harus diberi kepada sekitar 83 orang wanita tuna susila (WTS) yang masih beroperasi di sana.
"Pada prinsipnya sudah ada kata sepakat menutup lokalisasi Balongcangkring, asalkan ada kompensasi dan sekarang sedang dibahas," ucapnya.
Balong Cangkring merupakan satu-satunya lokalisasi yang belum berhasil ditutup oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui program penutupan lokalisasi sejak 2010.
Menurut dia, penutupan lokalisasi di daerahnya terbilang lambat karena kompleks lokalisasi adalah milik sebuah yayasan sosial, yakni Yayasan Mojopahit dan enggan disebut lokalisasi oleh pemilik.
"Padahal di yayasan ini dulu tempat pembinaan terhadap tuna wisma, wanita tuna susila, anak jalanan dan sebagainya, bahkan pemiliknya sempat mendapat Kalpataru. Tapi malah beralih fungsi dan memang di sana ada praktik prostitusi," katanya.
Usai penutupan nantinya, lanjut dia, lokasi yang luasnya 5 hektare tersebut juga belum disepakati fungsi berikutnya karena perlu dilakukan pembahasan lanjutan.
"Saat ini kami bersama Pemprov Jatim dan Kementerian Sosial akan terus berkoordinasi bagaimana penanganan usai penutupan dan penanganan para WTS, termasuk dampak tutupnya warung-warung sekitar lokaliasi," katanya.
Sementara itu, jika lokalisasi di Balong Cangkring tak beroperasi maka Pemprov Jatim sukses menutup 47 lokalisasi yang tersebar di sejumlah daerah.
Terakhir, Pemprov Jatim dan Kementerian Sosial secara resmi menutup lokalisasi Kedung Banteng di Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo sebelum bulan suci Ramadhan, atau tepatnya 9 Juni 2015.
Tidak itu saja, lokalisasi yang diklaim terbesar se-Asia Tenggara Dolly di Surabaya telah berhasil ditutup oleh pemerintah pada pertengahan 2014. (*)
Pemkot Mojokerto Target Tutup Lokalisasi Mei 2016
Selasa, 22 Desember 2015 20:33 WIB
Kami sudah menggelar rapat mencari solusi pada Senin (21/12) malam. Hasilnya, disepakati akan ditutup Mei 2016