Surabaya (Antara Jatim) - Serapan anggaran Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya hingga November 2015 baru mencapai 80 persen karena masih terkendala lelang dan masalah pembebasan lahan.
Sekretaris Kota (Sekkota) Surabaya Hendro Gunawan, di Surabaya, Selasa, mengatakan banyak proyek-proyek besar yang terkendala lelang dan pembebasan lahan seperti pembangunan frontage road sisi barat, box culvert di Jl. Banyuurip dan pengembangan daerah Kenjeran.
"Seperti di frontage sisi barat masih ada lahan yang belum dibebaskan. Begitu juga di Jl. Banyuurip. Sementara yang Kenjeran, akhir tahun ditarget bisa sampai 100 persen," kata Hendro saat ditemui wartawan di sela-sela pesta penerimaan Adipura Kencana di Balai Kota Surabaya, Selasa.
Menurut dia, proyek pengembangan Kenjeran Serapan anggaran Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya hingga November 2015 baru mencapai 80 persen karena masih terkendala lelang dan masalah pembebasan lahan.
Sekretaris Kota (Sekkota) Surabdibangun dengan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) multiyears senilai Rp200 miliar. Saat ini, menurut Hendro, bangunan fisik sudah selesai. Bahkan dalam dua bulan terakhir 2015 ini, pihaknya mengebut untuk menyelesaikannya.
"Kami optimistis kalau Kenjeran bisa selesai di akhir tahun ini," ujarnya.
Sementara untuk proyek frontage road sisi barat Jl. A Yani, diakui Hendro masih mengalami kendala terkait pembebasan lahan di beberapa titik, di antaranya lahan di depan Universitas Bhayangkara, Polda Jatim, RS Bhayangkara, dan SPBU milik korps Marinir.
Menurut Hendro, di titik-titik itu masih belum ada sepakat, terkait ganti rugi lahan. "Sudah ada komunikasi dengan pusat, tapi memang masih belum menemukan titik temu terkait lokasi lahan pengganti dari instansi-instansi tersebut," lanjut Hendro.
Karena itu, pihaknya belum bisa menyelesaikan frontage sisi barat di akhir tahun 2015. "Tengah tahun 2016 mungkin baru bisa selesai atau mungkin akhir tahun, karena memang terkait instansi pusat," lanjutnya.
Proyek frontage sisi barat Jl. A Yani ini juga diikuti dengan pembangunan saluran sehingga pembangunannya bersamaan. Begitu juga dengan proyek box culvert Jl. Banyuurip yang masih putus nyambung mulai dari pertigaan Jl. Darmo Permai hingga pertigaan Jl. Raya Margomulyo.
Hendro mengakui di daerah ini juga ada masalah pembebasan lahan yang belum selesai. "Karena proyeknya juga bersama Pemprov Jatim. Pemkot hanya membantu soal pembebasan lahannya," lanjut Hendro.
Namun pihaknya optimistis, serapan pembangunan ketiga proyek ini hingga akhir tahun 2015 bisa mencapai 85 persen. Terutama untuk masalah utilitas, seperti gorong-gorong, saluran air dan lainnya.
Soal lelang untuk pengerjaan, memang ada sedikit kendala, terutama kontraktor yang siap melakukan persiapan untuk membangun secara cepat dan bagus. "Tapi laporan terakhir, pengerjaan sudah siap semua dan siap ngebut," tandas Hendro.
Anggota Komisi C Bidang Pembangunan DPRD Surabaya, Vinsensius Awey, mengatakan pihaknya memprediksi proyek-proyek besar Pemkot itu tidak akan selesai pada waktunya.
"Selain itu, sisa dua bulan ini akan membuat Pemkot mengebut pengerjaannya. Ini perlu diwaspadai dari mutu produk yang bisa saja dibuat asal jadi saja," kata Awey.
Untuk itu, pihaknya meminta Pemkot perketat pengawasan agar hasil dari pengerjaan proyek-proyek itu benar-benar sesuai spesifikasi. "Jangan lagi baru dibangun, belum ada setahun sudah rusak. Apalagi menjelang musim hujan akhir tahun 2015 ini," ujarnya. (*)
