Madiun (Antara Jatim) - Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun, Jawa Timur, mencatat laju inflasi di kota setempat pada bulan September tahun 2015 mencapai 0,15 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 118,97.
Kasie Statistik Distribusi BPS Kota Madiun, Sri Marheningrum, Selasa, mengatakan inflasi di Kota Madiun terjadi karena adanya kenaikan harga pada semua kelompok pengeluaran, kecuali pada bahan makanan.
"Yang paling dominan memicu inflasi adalah kenaikan harga pada beras, perguruan tinggi, mobil, emas perhiasan, dan sepeda motor," ujar Marhen dalam rilisnya.
Menurut dia, dari tujuh kelompok pengeluaran yang ada, tercatat hanya kelompok bahan makanan terjadi deflasi, yakni sebesar -1,66 persen. Sedangkan kelompok yang lainnya mengalami inflasi.
Seperti, kelompok makanan jadi, rokok, dan tembakau mengalami inflasi sebesar 0,89 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,27 persen.
Kemudian, kelompok sandang sebesar 0,99 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,72 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 1,32 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa Keuangan sebesar 0,75 persen.
"Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga atau deflasi antara lain, daging ayam ras, cabai rawit, bawang merah, anggur, dan nangka muda," katanya.
Ia menambahkan, secara bulanan, seluruh kabupaten/kota IHK di Jatim mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Jember sebesar 0,29 persen.
Diikuti oleh Kediri (0,26 persen), Surabaya (0,26 persen), Probolinggo (0,23 persen), Banyuwangi (0,21 persen), Malang (0,21 persen), Madiun (0,15 persen), dan terendah di Sumenep (0,13 persen). (*)