Jember (Antara Jatim) - Lima dari tujuh orang satu keluarga yang mengendarai mobil dari Jombang tewas tertabrak kereta api (KA) Probowangi jurusan Surabaya-Banyuwangi di KM 129/2+3 antara Stasiun Mangli - Stasiun Jember tepatnya di depan pertokoan Roxy Kabupaten Jember, Jawa Timur, Minggu.
Lima orang tewas yakni Abdul Aziz (44), Fitriya (37) (istri Abdul Aziz), Laila (kakak Fitriya), Wildan (8), dan sopirnya Kasianto, sedangkan dua orang lainnya, Wanda (16) dan Winda (9) mengalami luka berat. Semua korban adalah warga Kabupaten Jombang.
"Lima orang meninggal di lokasi kejadian dan dua korban lainnya mengalami luka berat dirujuk ke Rumah Sakit PTPN Kaliwates," kata Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi (Daop) IX Jember, Eko Sri Mulyanto, di Jember.
Menurutnya kecelakaan tersebut terjadi di pintu perlintasan liar yang tidak dijaga oleh petugas di depan pertokoan Roxi dan mobil Toyota Innova B-1487-SK melaju tanpa melihat kanan kiri saat melintas di perlintasan tersebut.
"KA Probowangi dengan masinis Hendi dan asisten masinis Imam S tidak bisa menghentikan laju kereta secara mendadak, sehingga mobil yang ditumpangi tujuh orang tersebut tertabrak lokomotif dan terseret sekitar 500 meter dari lokasi tabrakan itu," tuturnya.
Setelah korban meninggal dunia dibawa ke Rumah Sakit Daerah (RSD) dr Soebandi Jember dan korban luka berat dilarikan ke RS PTPN Kaliwates, KA Probowangi melanjutkan perjalanan menuju Surabaya.
Sementara Kapolres Jember AKBP Sabilul Alif mengatakan mobil Toyota Innova tersebut menerobos pintu perlintasan yang biasanya dijaga oleh warga setempat dan polisi sudah melakukan olah tempat kejadian (TKP).
"Semua korban merupakan warga Jombang, mereka habis melayat di Cadika. Mereka adalah satu keluarga dan kerabat beralamatkan di Jalan Ahmad Yani Kabupaten Jombang," tuturnya.
Menurutnya, polisi masih meminta keterangan dari sejumlah saksi mata di lokasi kejadian, namun biasanya ada warga yang menjaga pintu perlintasan di depan perumahan dan pertokoan Roxi tersebut.
Pintu perlintasan tersebut dijaga oleh petugas yang dibayar secara swadaya dari pihak perumahan Mandiri Land dan Pertokoan Roxy karena PT KAI Daop IX Jember menyebutnya pintu perlintasan tersebut merupakan pintu perlintasan liar yang tidak dijaga oleh petugas PT KAI.
Informasi di lapangan, sejumlah pedagang yang berada di sekitar pintu perlintasan liar tersebut sudah berteriak dan mengingatkan pengemudi kalau akan ada kereta api lewat, namun hal tersebut tidak diabaikan.(*)