Bojonegoro (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Jawa Timur, mengkaji ulang rencana pembangunan daerahnya yang sudah tersusun, terkait dengan hasil penelitian Bank Dunia, sebagai usaha
percepatan pembangunan ekonomi.
"Hasil penelitian bank dunia tentang perkembangan ekonomi di Bojonegoro mengubah kebijakan pemkab
untuk mengkaji ulang pembangunan yang sudah tersusun," kata Bupati Bojonegoro Suyoto, di Bojonegoro, Sabtu.
Ia sudah menginstruksikan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) untuk
melakukan evaluasi rencana pembangunan, terutama untuk menghapus rencana pembangunan yang sudah tidak layak diteruskan.
Selain itu, ia juga meminta Bappeda menyusun rencana pembangunan baru, yang bisa harus dikerjakan di masa mendatang.
"Penelitian soal perkembangan ekonomi daerahnya yang dilakukan Bank Dunia dilakukan dalam dua bulan terakhir, yang jauh berbeda dengan data yang dimanfaatkan pemkab dalam menyusun rencana pembangunan yang lalu,"
paparnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan dari hasil penelitian Bank Dunia bahwa pemberantasan kemiskinan yang berjalan di daerahnya bukan dari sektor migas, tapi dari terciptanya lapangan pekerjaan di berbagai bidang, seperti perhotelan, restoran, juga lainnya.
"Sumbangan lapangan kerja di sektor migas memang ada, tapi hanya sekitar 3 persen," ucapnya.
Menurut dia, Bank Dunia tertarik melakukan penelitian ekonomi, karena daerahnya sebagai daerah migas dan memiliki kebijakan menyisihkan keuntungan dari migas untuk dana abadi.
Padahal, menurut dia, perolehan dana bagi hasil (DBH) migas daerahnya masih minim, dibandingkan
penghasil migas daerah lainnya di Tanah Air, seperti Kutai Kartanegara.
"Kutai Kartanegara memiliki penghasilan migas sekitar Rp6 triliun, tapi masih kurang untuk biaya pembangunan. Kami baru memperoleh tidak sampai Rp1 triliun, tapi sudah menyisihkan untuk dana abadi," paparnya.
Sesuai laporan juru bicara Bank Dunia Ruth Nikikuluw bahwa pertumbuhan ekonomi dan pemberatasan kemiskinan di Bojonegoro, melaju pesat dalam 10 tahun terakhir.
"Bojonegoro masuk 10 besar kabupaten di Jawa Timur, yang paling cepat dalam memberantas kemiskinan," katanya.
Ia menyebutkan angka rata-rata kemiskinan di Bojonegoro, di bawah tingkat rata-rata kemiskinan di Jawa Timur.
"Angka pertumbuhan ekonomi bergerak positif mulai 2011 lalu," katanya, menegaskan. Selain itu, lanjut dia, angka pertumbuhan ekonomi, juga berada di atas rata-rata Jawa Timur, yang mencapai 14 persen. (*)