Surabaya (Antara Jatim) - Konsul Jenderal AS di Surabaya Joaquin Monserrate mengaku dirinya selama tiga tahun bertugas di kawasan Jawa Timur hingga Indonesia Timur sangat mengagumi Islam di Indonesia.
"Islam di Indonesia itu beda dengan di Timur Tengah, karena Islam di sini sangat menghormati agama minoritas," kata diplomat yang akan mengakhiri masa tugas pada 29 Juli 2015 itu di sela Halalbihalal di rumah dinasnya di Surabaya, Kamis petang.
Didampingi Kepala Humas Konjen AS di Surabaya, Carolina Escalera, konsul jenderal yang akrab disapa Pak Wakin itu juga mengaku terkesan dengan para tokoh lintas agama yang langsung berkumpul bila ada konflik antar-umat beragama, meski agama bukan pemicu sebenarnya.
"Lihat saja insiden di Tolikara (Papua), reaksi semua tokoh agama sangat menyejukkan dan tidak emosional, bahkan Wapres Jusuf Kalla langsung turun dan mengeluarkan statement bahwa insiden Tolikara itu bukan konflik agama, tapi hanya soal pengeras suara," katanya ketika ditanya tentang kesan bertugas di Indonesia.
Menurut diplomat yang pernah menjadi Wakil Konsul Jenderal AS di Surabaya (2000-2002) itu, reaksi tokoh agama di Indonesia itu sangat berkesan, sehingga pihak yang sengaja melakukan provokasi lewat isu agama tidak akan berhasil mengembangkan aksinya.
"Artinya, umat beragama, tokoh agama, dan pemerintah di sini sudah cerdas dalam meredam konflik yang menggunakan isu agama," kata Konsul AS di Surabaya yang bertugas sejak September 2012 hingga Juli 2015 itu.
Oleh karena itu, ia menilai Islam di Indonesia itu sangat istimewa, karena umatnya sudah maju dalam beragama. "Di sini, tempat shalat ada dimana-mana sampai bandara, tapi mereka tidak mempersoalkan presiden, gubernur, bupati, atau wali kota beda agama atau etnis/suku," katanya.
Namun, katanya, Indonesia yang sudah bagus dalam demokrasi dan kehidupan beragama itu masih mempunyai persoalan di bidang lingkungan dan hukum. "Kalau dua persoalan itu diselesaikan, saya kira banyak investor yang akan masuk ke sini," katanya.
Di antara hal positif dan hal yang masih perlu perbaikan itu, Pak Wakin mengaku dirinya dan istri sangat senang bertugas di Indonesia. "Kalau saya ungkapkan dengan kata adalah sayang sekali. Sayang sekali, saya harus mengakhiri tugas di sini. Saya senang menjadi saksi atas perkembangan yang bagus," katanya. (*)