Pamekasan (Antara Jatim) - Bulog Sub Divre XII Madura, Jawa Timur, hingga kini baru bisa membeli gabah petani di Pulau Garam itu sebanyak 284 ton, dari target pembelian 55.118 ton atau setara dengan dengan 35 ribu ton beras.
"Kebanyakan gabah yang kami beli ini dari Kabupaten Bangkalan, sedangkan di Pamekasan tidak ada petani yang menjual gabah ke pihak Bulog," kata Kepala Perum Bulog Sub Divre XII Madura, Slamet Kurniawan, Rabu.
Padahal sesuai dengan instruksi instruksi Bulog Jatim, per 1 Oktober 2015, Bulog Madura harus bisa menampung minimal 15.000 ton gabah, sehingga kata Kurniawan, jika dilihat dari pasokan serapan hingga saat ini, ia pesimis target pembelian sebanyak 55.118 ton gabah dari petani padi di Pulau Garam Madura itu bisa tercapai.
Dalam rapat koordinasi ketahanan pangan yang digelar Kodim 0826 Pamekasan bersama Bulog, Kantor Ketahanan Pangan (KKP), Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dan Dinas Pertanian Pemkab Pamekasan beberapa hari lalu terungkap, bahwa sulitnya Bulog menyerap gabah petani karena beberapa hal.
Pertama, karena harga beli gabah oleh pihak bulog rendah. Harga gabah kering giling (GKG) yang ditetapkan Bulog Rp4.650 per kilogram, sedangkan harga di pasaran (tengkulak) wilayah Pamekasan antara Rp5.000 hingga Rp5.500 per kilogram.
"Perbedaan harga yang cukup besar inilah yang membuat para petani enggan menjual gabahnya ke Bulog, disamping persoalan lain yang membuat petani enggan adalah administrasi yang berbelit," kata Kapten Inf Sumarhadi, anggota TNI yang selama ini bertugas melakukan pendampingan tanam padi di Pamekasan saat rapat koordinasi penyerapan gabah/beras di Makodim Pamekasan.
Kedua, para petani di Pamekasan memang tidak biasa menjual hasil produksi pangan, baik gabah maupun jagung. Kebiasaan petani di Pamekasan menyimpan hasil pertaniannya untuk kebutuhan makan selama setahun.
Terkait persoalan yang pertama itu, Kabulog Slamet Kurniawan menjelaskan penetapan harga adalah kewenangan pemerintah pusat, sehingga ia tidak mengambil kebijakan apapun.
Namun demikian, ia menyatakan, akan menyampaikan permasalah itu ke Bulog Pusat melalui Bulog Jatim, bahwa harga beli menjadi pertimbangan petani untuk menjual gabah ke pihak Bulog.
Sementara, Komandan Kodim 0826 Pamekasan Letkol Arm Mawardi menyarankan agar Bulog tetap fokus pada pemenuhan target penyerapan dengan berupaya menyarankan kepada pusat, agar harga beli gabah dipertimbangkan kembali.
Ia juga meminta agar para Danramil terus dorong petani agar mau menjual gabahnya ke Bulog. (*)