Rakyat Palestina Menentang Aksi Militer di Kamp Yarmouk, Suriah
Minggu, 12 April 2015 10:48 WIB
Kota Gaza (Antara/Xinhua-OANA) - Walaupun rakyat Palestina sangat prihatin mengenai konflik yang berkecamuk di Kamp Pengungsi Palestina di Yarmouk, sebelah selatan Ibu Kota Suriah, Damaskus, mereka menolak penerapan pilihan militer untuk menyelesaikan krisis di sana.
Mereka menentang usul Suriah untuk mengebom kamp pengungsi tersebut dan menghancurkannya guna membersihkannya dari anggota Negara Islam yang menyerbu kamp itu dua pekan sebelumnya.
Pilihan militer ditolak oleh rakyat Palestina, dan semua pihak --rakyat Palestina dan rakyat Suriah-- harus berusaha melindungi warga sipil di kamp pengungsi tersebut serta menyelamatkan nyawa mereka, kata Samir Awad --penulis dan pengulas politik yang berpusat di Ramallah, Tepi Barat Sungai Jordan-- melalui telepon kepada Xinhua.
Namun, Awad setuju jika masih ada kelompok Palestina yang bersenjata di kamp itu dan memiliki kekuatan untuk memerangi IS.
"Mengapa tidak, sebab situasi di sana tak bisa menunggu bagi kontak diplomatik dan rakyat di sana dibunuhi atau diusir," kata Awad.
Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) mengatakan, dalam pernyataan melalui surat elektronik, bahwa pihaknya menentang konflik militer apapun in Yarmouk dan menyampaikan penolakannya untuk melibatkan pengungsi Palestina ke dalam konflik dalam negeri Suriah, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad. Ia menambahkan, "PLO menentang jadi bagian dalam konflik ini."
"PLO akan bekerja sama guna mengakhiri semua permusuhan dan aksi kekerasan sejalan melalui koordinasi dengan semua pihak, terutama PBB dan kelompok lain yang tak ingin menyeret kamp pengungsi itu ke dalam tragedi dan kehancuran yang lebih besar," kata pernyataan PLO tersebut.
Bahkan Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS) dan Jihad Islam menyuarakan mereka mengenai penggunaan aksi militer di kamp pengungsi Yarmouk.
"Apa yang terjadi di Yarmouk adalah kejahatan besar yang dilakukan oleh kelompok bukan agama. Itu adalah rencana Zionis untuk mengusir orang Palestina di mana pun juga," kata Mohamed Abu Askar, pemimpin senior HAMAS dari bagian utara Jalur Gaza.
"Namun, kami menentang dilibatkan dalam konflik apa pun terhadap negara mana pun," katanya.
Salah El-Bardaweel, pemimpin senior HAMAS yang berpusat di Jalur Gaza, mengatakan di dalam satu pernyataan bahwa PLO membuat kekeliruan ketika memberi militer Suriah lampu hijau untuk memasuki kamp tersebut guna memerangi gerilyawan Negara Islam.
Sebelumnya, Perdana Menteri Palestina Ramil Hamdallah mengatakan kepada wartawan, saat ia mengunjungi Kota Nabul di Tepi Barat, bahwa pemimpin Palestina melancarkan setiap upaya yang mungkin dilakukan untuk menjauhkan kamp pengungsi itu dari "kerusuhan lebih lanjut, penderitaan lebih lanjut dan tragedi lebih lanjut".(*)