Bojonegoro (Antara Jatim) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dishubpar) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, akan mengirimkan surat kepada Balai Arkeologi Yogyakarta, yang berisi permohonan permintaan penelitian lokasi temuan ikan paus purba, di Desa Buntalan, Kecamatan Temayang, pekan depan. "Surat permohonan penelitian lokasi penemuan kerangka fosil ikan paus purba, akan kami antar sendiri ke Balai Arkeologi Yogyakarta, agar bisa memperoleh perhatian," kata Penyuluh Kebudayaan Disbudpar Bojonegoro Novi Bahrul Munif, di Bojonegoro, Jumat. Menurut dia, lokasi temuan fosil ikan paus purba di Desa Buntalan, Kecamatan Temayang, mendesak diteliti, untuk menentukan kemungkinan dilakukan ekskavasi. Sebab, lokasi ditemukannya fosil ikan paus purba di desa setempat, berada di tikungan sungai yang arusnya deras. Selain itu, lanjut dia, di lokasi temuan, juga dimanfaatkan warga untuk pembuatan batu bata, sehingga tidak tertutup kemungkinan lokasi akan tergerus. "Kondisi lingkungan ditemukannya fosil terancam hancur, karena berada di tikungan sungai yang arusnya deras," katanya, menegaskan. Padahal, menurut dia, sesuai UU Cagar Budaya No. 11 tahun 2010 (pasal 5-10), fosil paus purba memenuhi syarat kriteria cagar budaya, karena usianya masa "pliosen atas-"plistosen" bawah (3 juta-700.000 tahun lalu). Fosil ikan paus purba yang ditemukan Supangat, pada Agustus 2012, dengan panjang sekitar 3 meter. "Saat ini di lokasi temuan juga terdapat sejumlah fosil gigi hiu yang menempel di batu," ucapnya. Lebih lanjut ia menjelaskan penemuan fosil paus purba di daerahnya itu sangat berarti bagi ilmu pengetahuan, baik geologi, paleontologi, arkeologi dan sejarah terbentuknya bumi Bojonegoro. Apalagi, menurut dia, keberadaan fosil ikan paus di Desa Buntalan itu, berada di bukit kendeng yang jauh dari laut, sehingga merupakan salah satu bukti penting bagi dunia penelitian modern. "Hipotesa bahwa wilayah Bojonegoro adalah bekas laut dalam, dan hal ini perlu dibuktikan dengan penelitian yang profesional," tandasnya. Ia juga menyebutkan fosil ikan paus purba yang ditemukan di daerahnya itu merupakan temuan fosil ikan paus satu-satunya di Asia. Fosil serupa berupa fosil Paus Wadi Al Hitan ditemukan di Mesir, 1902, selain itu juga temuan fosil paus purba di Gurun Pisco Ica, Peru 2008. Lainnya, kubur massal fosil paus purba di Cerro Ballena, Cile 2010, fosil paus purba di Kutub Selatan 2011 dan paus purba di California, Amerika Selatan, 2014. "Fosil ikan paus purba yang ditemukan Supangat kemungkinan panjangnya mencapai 8 meter. Karena yang ditemukan panjangnya baru sekitar 3 meter, kemungkinan lainnya masih terpendam di lokasi temuan," kata Ketua Komunitas "Banyungawan Bojanegara" Kabupaten Bojonegoro Nunung Dianawati, menambahkan.(*)
Disbudpar Bojonegoro Minta Balai Arkeologi Lakukan Penelitian
Jumat, 3 April 2015 8:34 WIB