Tulungagung (Antara Jatim) - Kapolres Tulungagung AKBP Bastoni Purnama mengimbau masyarakat, khususnya kalangan alim-ulama, MUI, serta organisasi massa lainnya di wilayah tersebut agar bahu-membahu memerangi sekaligus mencegah persebaran gerakan Islam radikal seperti halnya Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). \"Peran serta masyarakat sangat kami butuhkan untuk mengantisipasi menjamurnya ajaran radikal seperti ISIS ataupun lainnya. Kami berharap Tulungagung tetap \'ayem-tentrem\',\" kata Bastoni kepada wartawan di Tulungagung, Jatim, Senin. Ia mengisyaratkan, langkah koordinasi telah mereka lakukan, terutama dengan MUI maupun kalangan alim-ulama daerah serta organisasi massa setempat. Salah satu upaya bersama mencegah aliran Islam radikal tersebut dilakukan melalui program sosialisasi keamanan terpadu menangkal pengarus gerakan radikal ISIS di gedung Pemkab Tulungagung, sekitar awal pertengahan Maret. Menurut Bastoni, sosialisasi keamanan menangkal gerakan Islam radikal yang diikuti dengan deklarasi bersama menolak masuknya ISIS di Tulungagung tersebut akan terus mereka tindak lanjuti. Tidak hanya melalui sosialisasi terus-menerus hingga tingkat kecamatan dan desa, namun juga dengan memberdayakan/melibatkan seluruh jaringan alim-ulama guna memberi pemahaman pada masyarakat/umat tentang bahaya pengaruh ajaran sesat ISIS. \"Masyarakat, alim-ulama serta organisasi keagamaan lain pada prinsipnya menjadi benteng utama dalam menangkal pengaruh faham radikalisme,\" ujarnya. Pernyataan Bastoni merupakan tanggapan atas penangkapan Ridwan Sungkar (40) alias Abi Bilal alias Ewo, seorang warga Desa Mangunsari, Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung, Jumat (27/3). Pria keturunan Timur Tengah yang berprofesi sebagai agen tiket aneka perjalanan darat, laut dan udara ini ditangkap saat keluar dari rumahnya di Desa Mangunsari dan diduga berniat berangkat ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS. Namun, sejauh mana keterlibatan Ridwan Sungkat alias Abi Bilal Alias Ewo ini dalam jaringan ISIS, serta pengaruhnya dalam penyebaran ajaran Islam radikal di Tanah Air, Bastoni mengatakan hal itu masih diselidiki. \"Tim (densus) masih mencari keterangan lebih lanjut. Tapi yang pasti, penangkapan (pelaku) ini merupakan hasil pengembangan kasus serupa di Malang yang telah digerebek sebelumnya,\" kata Bastoni. Sementara itu, pihak keluarga Ridwan Sungkar di Desa Mangunsari sampai saat ini masih enggan diwawancarai awak media. Ibu terduga ISIS diketahui masih shok berat dan sakit-sakitan, sementara istri Ridwan Sungkar menghindari pertemuan langsung dengan wartawan. \"Kami masih terpukul, keluarga belum mau diganggu dulu,\" ucap Kiki, salah satu saudara sepupu Ridwan Sungkar. \"Mas Ridwan selama ini dikenal orang baik dan tidak ada yang mencurigakan,\" imbuhnya. Menurut informasi sumber intelijen, RS yang memiliki nama lain Abu Bilal alias Ewok baru beberapa bulan pulang dari Suriah. Di negara yang menjadi basis gerakan radikal Negara Islam Irak dan Suriah itu RS diyakini menjalani serangkaian pelatihan kader jihad serta pembekalan mengenai negara kekhalifahan yang diusung ISIS. Di Suriah, RS alias Abu Bilal menjalani pendidikan di sebuah kota bernama Gazyantab, Suriah, bersama kelompok ekstrimis lain dari Indonesia bernama Zamzam. RS sendiri diidentifikasi tim Densus 88 Antiteror sebagai bekas anggota Jamaah Islamiyah yang di Indonesia berpusat di Ngruki, Solo. RS ditangkap tim Densus 88 Antiteror pada Jumat pagi, sekitar pukul 09.00 WIB, di jalan tak jauh dari kediamannya di Desa Mangunsari, Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung. Menurut Bastoni, penangkapan terduga ISIS berinsial RS ini merupakan hasil pengembangan dari penggerebekan serupa di Malang. Dalam operasi penggeledahan tersebut, tim densus menyita sejumlah barang bukti milik RS yang diindikasi berkaitan dengan faham jihad serta gerakan Islam radikal ISIS. Operasi penggeledahan dilakukan hanya selang beberapa jam setelah penangkapan RS oleh tim Densus 88 Antiteror di tepi jalan raya, tak jauh dari kediaman terduga anggota ISIS tersebut.(*)
Kapolres Tulungagung Libatkan Masyarakat Antisipasi Gerakan Radikal
Senin, 30 Maret 2015 16:56 WIB