Sejumlah Desa di Tulungagung-Blitar Disapu Puting Beliung

Tulungagung (Antara Jatim) - Sejumlah desa di perbatasan Kabupaten Tulungagung dan Blitar, Jawa Timur, diterjang angin puting beliung sehingga menyebabkan belasan rumah dan fasilitas umum rusak parah, Senin petang. Koresponden Antara di Tulungagung melaporkan bencana yang terjadi kurang lebih setengah jam antara pukul 16.00 WIB hingga 16.30 WIB itu sempat membuat warga panik dan berhamburan menyelamatkan diri. "Belum ada laporan korban jiwa dalam kejadian ini. Namun kerusakan dan kerugian material saat ini masih dihitung," kata Kapolsek Ngantru, AKP Abdul Syukur. Hingga Senin malam, tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah Tulungagung dibantu jajaran muspika dan warga masih berupaya melakukan evakuasi dan pendataan. Namun sedikitnya lima desa "tersapu" puting beliung. "Informasi sementara ada empat desa di Tulungagung yang terdampak (puting beliung), satu desa lainnya masuk wilayah Blitar karena lokasinya yang berada di wilayah perbatasan," jelasnya. Empat desa di wilayah Tulungagung yang dimaksud Syukur adalah Desa Srikaton, Pucung, Padangan dan Minggirsari. Sementara satu desa lain di wilayah perbatasan Kabupaten Blitar adalah Desa Wonodadi. Amuk puting beliung sempat membuat warga panik karena menyebabkan ratusan pohon besar tumbang. Seperti terpantau di Desa Padangan pada pukul 19.30 WIB, dua rumah yang hanya berjarak kurang dari 100 meter tampak ambruk nyaris rata dengan tanah karena tertimpa pohon beringin. Akibatnya, satu unit mobil dan empat unit motor yang ada di dalam rumah ikut rusak parah. "Kejadiannnya sangat cepat. Kami lihat angin (puting beliung) berputar terus dan menghancurkan apa saja yang dilalui," kata Slamet, salah seorang korban yang rumahnya rusak parah. Parahnya dampak puting beliung memaksa Bupati Tulungagung, Sahri Mulyo ikut terjun langsung memantau kondisi warganya yang tertimpa musibah. Ia juga langsung menginstruksikan pada BPBD untuk membuat posko darurat bencana guna membantu korban yang rumahnya mengalami kerusakan, baik ringan maupun berat. (*)