Petugas Pasang Garis Polisi di SMPN 1 Sampang
Sabtu, 29 November 2014 19:43 WIB
Sampang (Antara Jatim) - Petugas kepolisian Polres Sampang, Jawa Timur, memasang garis polisi di SMPN 1 setempat, menyusul ambruknya empat ruang kelas di sekolah itu.
"Kami sengaja memasang garis polisi, agar siapapun tidak mendekati ruang kelas yang ambruk tersebut, khawatir akan terjadi ambruk susulan," kata Kasat Reskrim Polres AKP Hari Siswo di Sampang, Sabtu.
Atap empat ruang ruangan di SMP Negeri 1 Sampang yang terdiri dari dua ruang kelas dan dua ruang guru sekitar pukul 09.30 WIB ambruk.
Akibat kejadian ini sebanyak 16 orang yang terdiri dari 14 orang siswa serta dua orang guru, tertimpa reruntuhan kayu dan genteng yang ambruk itu.
Ambruknya atap ruang kelas di SMP Negeri 1 Sampang ini diduga karena bangunan telah tua dan lama tidak direnovasi. Pihak sekolah mengaku, telah mengajukan anggaran kepada pemkab setempat untuk merenovasi ruang kelas yang sudah tua itu, namun belum mendapatkan tanggapan karena anggaran terbatas.
Kepala Bidang Kebijakan dan Prasarana Dinas Pendidikan (Disdik) Sampang M Jupri Riyadi menjelaskan, pihaknya telah meminta pihak sekolah agar para korban reruntuhan atap ruang kelas yang ambruk itu segera mendapatkan perawatan medis.
Para korban, kata dia, saat ini telah dirujuk ke RSUD Sampang dan telah mendapatkan perawatan medis.
"Berdasarkan laporan pihak sekolah, jumlah korban semuanya 16 orang, termasuk dua orang guru," terang Jupri.
Empat ruangan yang ambruk itu, terdiri dari dua ruang kelas yakni kelas 7G dan 7H, serta dua ruang guru.
Saat kejadian, cuaca dalam kondisi normal dan tidak terjadi hujan deras dan angin kencang. "Mungkin karena kondisi bangunan sudah lapuk dimakan usia," tutur Jupri, menduga.
SMP Negeri 1 Sampang yang ambruk itu, terletak di Jalan Wijaya Kusuma, sekitar 100 meter di sebelah barat pendopo Pemkab Sampang, atau sekitar 20 meter dari kantor DPRD Sampang.
Kejadian ambruknya atap ruang kelas di sekolah itu sempat mengagetkan para warga yang ada di sekitar sekolah, karena disertai jeritan siswa yang tertimpa reruntuhan kayu dan genteng atap sekolah.(*)