Kediri (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, meminta warga mewaspadai ancaman lahar hujan dari Gunung Kelud (1.731 meter di atas permukaan laut) yang bisa menerjang sewaktu-waktu, terutama saat hujan turun. Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemkab Kediri Haris, Minggu, mengatakan ancaman lahar hujan sisa material erupsi Gunung Kelud masih ada. Sejak erupsi Februari 2014, belum semua material hanyut di jalur lahar. "Untuk penanganan lahar hujan, dari satlak (satuan pelaksana) sudah menyiapkan tim yang bertugas memantau kondisi hujan," katanya. Salah satu yang dilakukan, mereka disebar di titik tertentu. Sebelumnya, mereka juga sudah dibekali informasi terkait dengan kondisi cuaca dan hujan, serta informari pusat dari Pos Pengamatan Gunung Api Kelud terkait dengan kondisi gunung. "Dari pusat pengamatan sudah memberikan informasi ke instansi terkait dan dibantu dari tim RAPI (Radio Antar Penduduk Indonesia). Jika terjadi hujan deras, di lokasi yang dialiri lahar, segera diamankan," ujarnya. Pihaknya menyebut, tim itu yang bertugas itu memang diutamakan disebar di daerah yang terdapat jalur lahar. Hal itu mengantisipasi terjadinya korban jiwa, saat air bercampur material erupsi Gunung Kelud itu mengalir. Data di proyek Gunung Kelud, terdapat 11 jalur lahar, yang terbagi di dua daerah yaitu Kabupaten Kediri dan Blitar. Jalur lahar di Kabupaten Kediri seperti kantong lahar I Kali Konto di Desa Badas, Kecamatan Pare, kantong lahar II Kali Konto di Desa Pare Lor, Kecamatan Kunjang sisa kapasitas tampungnya adalah 400.000 meter kubik, dan sejumlah titik lainnya. Pusat Vulkanologi Bencana Mitigasi (PVMB) Bandung telah merekomendasikan agar pemerintah daerah segera mengeruk dan membersihkan pasir yang menutupi jalur air (inlet) di kawasan puncak gunung, yang tertutup akibat erupsi Februari 2014. Hal itu ditegaskan Kepala PVMBG Bandung Hendrasto. (*)
Warga Kediri Diminta Waspada Lahar Hujan Kelud
Minggu, 16 November 2014 20:31 WIB