Oleh Zita Meirina Denpasar (Antara) - Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) Musliar Kasim mengatakan keterlibatan prajurit TNI yang diperbantukan mengajar di sekolah-sekolah yang berada di daerah khusus diharapkan akan mendorong peningkatan angka partisipasi kasar (APK). "Angka partisipasi kasar (APK) untuk sekolah dasar sudah mencapai angka 97 persen. Kami harapkan dengan berbagai kebijakan dan program yang dilakukan pemerintah akan semakin banyak anak-anak usia sekolah yang mendapat layanan pendidikan sehingga APK SD akan mencapai 100 persen," kata Musliar usai membuka kegiatan Bimtek Kurikulum 2013 bagi Prajurit TNI di Denpasar, Selasa. Beberapa program yang sudah dilaksanakan Kemdikbud untuk memperluas akses layanan pendidikan hingga ke pelosok negeri, antara lain melalui pelaksanaan program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM3T) yang sudah dilaksanakan sejak tiga tahun terakhir. Selanjutnya, Kemdikbud bekerja sama dengan TNI menyelenggarakan bimbingan teknis Kurikulum 2013 bagi 2.000 prajurit yang diperbantukan di sekolah-sekolah daerah khusus. "Kami menyadari jumlah sarjana yang terlibat dalam program SM3T jumlahnya masih terbatas. Di samping juga tidak semua peserta SM3T dan guru-guru bertugas mampu menjangkau hingga ke menyeberangi lautan luas dan tantangan alam lainnya. Kalau prajurit TNI sudah teruji," katanya. Karena itu, Kemdikbud menguatkan kerja sama dengan TNI untuk mengisi kekosongan guru di sekolah-sekolah yang letaknya jauh berbatasan dengan negara lain, katanya. Lebih lanjut Musliar Kasim mengharapkan dengan peningkatan layanam dan akses pendidikan akan berdampak pada mutu lulusan di Tanah Air. "Kalau di negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura kebanyakan lulusan pada jenjang minimal jenjang SMA. Sementara di Indonesia rata-rata lulusan SMP," katanya. (*)
Wamendikbud: Keterlibatan TNI Mengajar Dorong Peningkatan APK
Selasa, 30 September 2014 16:05 WIB