Jambi - Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) bidang Kebudayaaan Wiendu Nuryanti mengatakan, pendidikan itu harus menyenangkan utamanya pendidikan sejarah dan budaya agar generasi muda tertarik untuk mendalaminya. "Pendidikan sejarah itu harus menyenangkan. Jangan sampai pendidikan sejarah hanya menghafal nama dan tahun terjadinya sejarah, hal ini jelas akan sangat membosankan," katanya di Jambi Selasa malam. Makanya, kata Wiendu, siswa harus diajak untuk melihat dan melawat langsung objek-objek kajian sejarah yang ada di Indonesia. Salah satunya melalui kegiatan Lawatan Sejarah Nasional (Lasenas) ke 10 tahun 2012 di Provinsi Jambi. Menurut Wiendu, pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan sedang melakukan revitalisasi perubahan kurikulum dengan basis karakter. "Revitalisasi atau revolusi perubahan kurikulum sangat penting dilakukan. Kita harus membentuk karakter generasi muda berdasar kearifan lokal, tokoh bangsa, dan kekayaan budaya kita sendiri," katanya. Melalui lawatan sejarah nasional, Wamendikbud berharap para peserta yang terdiri dari para siswa sekolah yang berasal dari 33 provinsi di Indonesia itu benar-benar mengeksplorasi kekayaan tradisi, khususnya di Jambi. "Saya berharap lawatan ini akan sangat bermanfaat bagi para siswa dan peserta lainnya. Saya ingin para siswa benar-benar mengeksplor berbagai kekayaan tradisi di Jambi ini. saya pikir lawatan sejarah ini adalah hal yang sangat menyenangkan. Mudah-mudahan dari sini, akan muncul pemikir-pemikir untuk masa depan. Pendidikan itu harus lahir dari hal-hal yang menyenagkan," terangnya. Hari pertama Lawatan Sejarah Nasional di Jambi seluruh peserta pada Selasa (9/10) mengunjungi Kawasan Candi Muarojambi yang terletak di Kabupaten Muarojambi berjarak sekira 30 menit perjalanan dari Kota Jambi. Setelah mengunjungi candi, rombongan lawatan sejarah nasional mengunjungi Museum Perjuangan Jambi, Museum Negri dan Kawasan Sebrang Kota Jambi (sekoja) yang terletak di seberang Sungai Batanghari. Malamnya, para peserta melakukan dialog sejarah yang diisi oleh para pemateri, diantaranya dari Jambi adalah Junaedi T Noor, pencinta sejarah Jambi dan para pakar dari Direktorat Jenderal Kesejarahan dan Purbakala. Pada Rabu (10/10), para pesrta akan bertolak ke Kabupaten Tebo, mengunjungi makam Sultan Thaha, dan ke Desa Rambutan Masam. Setelah itu, pada Kamis, para peserta akan berkunjung ke Kuala Tungkal, Kabupaten Tanjung Jabung Timur untuk melihat salah satu peninggalan para pejuang RI dalam mempertahankan Jambi dari serangan Belanda. Indah, siswa dari Subang Jawa Barat, mengatakan, dirnya sangat senang sekali dengan lawatan sejarah ini. Terlebih dipilihnya Jambi sebagai daerah tujuan. "Di Jambilah saya mengetahui bahwa Melayu tertua di dunia ini adalah Jambi. Dan saya juga dapat mengenal sejarah pahlawan Jambi Sultan Thaha, yang di dalam buku sejarah di sekolah, jarang sekali disebut nama tersebut. Saya akui, bahwa pelajaran sejarah di sekolah runut dan alurnya melompat-lompat dari satu peristiwa ke peristiwa lainnya. Dengan lawatan ini, saya mengetahui banyak hal tentang Jambi," katanya dalam sesi dialog sejarah di hotel Abadi (9/10). Lawatan Sejarah Nasional (LASERNAS) ke- X yang dilaksanakan di Provinsi Jambi ini merupakan bagian dari melihat dan mengetahui simpul-simpul perekat yang berorientasi pada nilai-nilai perjuangan dan persatuan untuk memperkokoh integrasi bangsa. Dalam sambutannya, Wiendu Nuryanti mengatakan, tujuan kegiatan ini dilakukan untuk membangkitkan ingatan kolektif bangsa melalui penanaman nilai-nilai sejarah bagi generasi muda dari berbagai daerah. Tujuannya lainnya, untuk menumbuhkan kesadaran sejarah dan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, merajut kesinambungan gagasan dan cita-cita perjuangan kemerdekaan bangsa dan mampu menemukan sikap arif untuk mengisi kemerdekaan. (*)
Wamendikbud: Pendidikan Harus Menyenangkan
Rabu, 10 Oktober 2012 7:55 WIB