Bojonegoro (Antara Jatim) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan kesenian Jaranan lebih diminati masyarakat dibandingkan dengan kesenian tradisional lainnya karena terdapat atraksi magis. "Masyarakat menyukai kesenian Jaranan, karena ada atraksi magisnya, sehingga setiap ada kesenian Jaranan tampil selalu dipadati penonton," kata Kepala Bidang Pelestarian dan Pengembangan Budaya Disbudpar Bojonegoro Suyanto, Selasa. Ia menjelaskan di panggung hiburan yang digelar di kantornya, setiap malam minggu, dari sejumlah kesenian tradisional yang pernah tampil, hanya kesenian Jaranan yang selalu dipadati penonton. "Penonton kesenian Jaranan selalu banyak, terutama anak-anak," katanya. Menurut dia, kesenian Jaranan yang biasanya beranggotakan minimal 30 orang lebih, terdapat atraksi magis, antara lain, memakan kaca, naik tiang bendera, juga atraksi lainnya, ketika anggota kesenian Jaranan dalam kondisi kesurupan. "Sejauh ini adegan yang diperagakan tidak berbahaya, sebab mereka memiliki pawang yang bisa menyembuhkan anggotanya yang kesurupan," ujarnya. Sesuai data di Disbudpar, di daerah setempat ada 18 grup kesenian Jaranan, yang memiliki kartu induk kesenian, karena mencatatkan diri di kantor setempat. "Sebenarnya banyak grup kesenian Jaranan yang sudah berdiri, tetapi tidak mendaftarkan diri untuk mendapatkan kartu induk," ujarnya. Ia mengakui kesenian Jaranan asalnya dari Ponorogo, yang kemudian dikembangkan warga, yang memperoleh pelajaran kesenian Jaranan dari seniman Ponorogo atau daerah lainnya. Warga bersedia mengembangkan kesenian Jaranan, karena selain hobi juga bisa memperoleh pendapatan, dengan masuk sebagai anggota kesenian Jaranan. "Biaya menggelar kesenian Jaranan, sekarang ini cukup makal berkisar Rp7,5 juta-Rp10 juta sekali main dengan waktu minimal empat jam," jelasnya. Ia menambahkan pihaknya menggelar panggung hiburan yang menampilkan kesenian tradisional yang tumbuh di daerah setempat setiap malam minggu sebagai usaha mempromosikan kepada masyarakat. "Penampilan kesenian tradisional di panggung hiburan di Disbudpar sebagai ajang promosi, sebab setelah tampil biasanya mereka mendapatkan panggilan untuk tampil dari masyarakat," jelasnya. (*)
Berita Terkait

Disbudpar Bojonegoro Gelar Hiburan Sambut Tahun Baru 2018
21 Desember 2017 20:00

Pemkab upayakan Geoprak Bojonegoro diakui UNESCO
22 Januari 2025 14:37

Libur akhir tahun, Disbudpar Bojonegoro minta pengelola wisata tingkatkan keamanan
26 Desember 2024 14:07

Sebanyak 20 motif batik 'Jonegoroan' dari Bojonegoro terdaftar HAKI
24 Oktober 2024 12:00

Disbudpar Bojonegoro perbaiki sarpras tarik kunjungan wisatawan
23 Oktober 2024 11:54

Tari Thengul massal digelar Pemkab Bojonegoro pada Juli
15 Maret 2019 11:12

Kemenpar: Geopark Bojonegoro Bisa Jadi Paket Wisata
22 Februari 2019 12:48

Disbudpar Bojonegoro Gelar Pelatihan dan Sertifikasi Pemandu Ekowisata
18 Februari 2019 14:59