Siswa SMP Pamekasan Konvoi Kelulusan Malam Hari
Sabtu, 14 Juni 2014 23:23 WIB
Pamekasan (Antara Jatim) - Siswa SMP Pamekasan, Jawa Timur, merayakan kelulusan ujian nasional dengan menggelar konvoi dan aksi corat-coret baju seragam di sepanjang Jalan Raya Panglegur, Sabtu malam.
Aksi konvoi dan corat-coret baju siswa SMP ini sebagai bentuk kegembiraan atas kelulusan mereka. Para siswa yang berkonvoi di malam hari ini tidak hanya laki-laki, akan tetapi juga perempuan.
Sebagaimana siswa, para siswi dari sejumlah SMP Negeri dan swasta di Pamekasan ini juga terlihat melakukan aksi corat-coret baju seragam mereka. Bahkan beberapa diantara siswi itu terlihat sambil berjoget dan melepaskan jilbabnya, sebagai bentuk kegembiraan karena telah dinyatakan lulus.
Selanjutnya mereka saling membubuhkan tanda tangan dibagian punggung dan dada mereka.
Salah seorang siswa peserta konvoi Hery mengaku, dirinya bersama teman-temannya sengaja menggelar konvoi kelulusan di malam hari, karena saat siang, bisa diketahui gurunya dan akan dicegat polisi.
"Kalau malam, kan enam mas, tidak ada polisi, guru pasti tidak tau juga," tutur Hery.
Wartawan Antara di Pamekasan melaporkan, aksi konvoi dan corat-coret baju seragam siswa SMP di Pamekasan ini menjadi tontonan warga di sepanjang Jalan Raya Trunojoyo dan Jalan Raya Panglegur, Pamekasan.
Mereka juga terlihat leluasa menggelar aksi, karena tidak terlihat adanya petugas kepolisian. Beberapa siswi SMP ini bahkan ada yang mengekspresikan kelulusan dengan membuka sebagian kancing bajunya hingga terlihat telanjang dada.
Direktur Kesatuan Aksi Lintas Masyarakat (Kalam) Pamekasan Moh Elman menyayangkan aksi konvoi kelulusan dan corat-coret baju yang digelar siswa SMP dalam merayakan kelulusan itu.
Menurut Elman, aski seperti itu kurang pantas dilakukan siswa di kabupaten kini menerapkan syariat Islam melalui program gerakan pembangunan masyarakat Islami (Gerbang Salam) itu.
"Bagi saya, aksi seperti yang dilakukan siswa yang masih SMP seperti tadi itu merupakan potret buram pendidikan di Pamekasan," kata Elman.
Oleh karenanya ia meminta agar Dinas Pendidikan (Disdik) Pamekasan hendaknya memberikan sanksi kepada para siswa itu melalui guru dan kepala sekolah terkait aksi tersebut, agar tidak terulang lagi di masa-masa yang akan datang.
Semestinya, kata dia, sebagai kabupaten yang selama ini mengklaim sebagai Kota Pendidikan di Pulau Madura, ekpresi dalam merayakan kelulusan bisa diarahkan kepada hal-hal yang positif, bukan dengan cara hura-hura seperti konvoi dan aksi corat-coret baju seragam.
"Kalau seperti ini kan tidak bedanya antara 'Gerbang Salam' dengan yang bukan, dan 'Kota Pendidikan' dengan yang bukan kota pendidikan," tukas Elman.
Secara terpisah Kepala Disdik Pamekasan Moh Yusuf Suhartono mengatakan, pihaknya sebenarnya telah melakukan upaya antisipasi untuk mencegah adanya konvoi kelulusan. Caranya dengan menyampaikan pengumuman kepada orang tuanya secara langsung dan siswa dilarang datang ke sekolah.
Tidak hanya itu saja, Disdik juga berkoordinasi dengan petugas kepolisian di Pamekasan untuk menempatkan personelnya di sejumlah titik di Kabupaten Pamekasan pada saat pengumuman kelulusan.
"Tapi rupanya, mereka lebih pintar dengan memilih waktu di malam hari," kata Yusuf Suhartono kepada Antara per telepon, Sabtu malam.
Meski demikian Yusuf menegaskan, akan meminta para kepala SMP, baik di lembaga pendidikan negeri maupun swasta di Pamekasan untuk mengidentifikasi siswanya yang melakukan konvoi kelulusan itu, Sabtu (14/6) malam.
"Ini penting agar kepala sekolah memanggil orang tuanya, sehingga orang tuanya bisa mengetahui apa yang dilakukan putra-putrinya di lapangan," kata Yusuf.
Yusuf lebih lanjut menjelaskan, di sekolah, para siswa itu memang menjadi tanggung jawab guru dan kepala sekolah. Namun ketika di luar sekolah, maka akan menjadi tanggung jawab bersama, baik orang tua, masyarakat maupun guru.
Kerja sama yang baik dan koordinasi antara sekolah, orang tua, serta peran aktif masyarakat sangat diperlukan, sehingga pengawasan akan tercipta pengawasan terpadu.
Di Pamekasan jumlah siswa lulus ujian nasional kali ini mencapai seratus persen, baik siswa SMP maupun siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) dengan jumlah total siswa sebanyak 15.305 orang. (*)