Pamekasan (Antara Jatim) – Kalangan jurnalis di Pamekasan, Jawa Timur, Selasa, berunjuk rasa ke kantor DPRD setempat mengecam tindak kekerasan pada wartawan yang dilakukan oknum anggota DPRD setempat. Wartawan dari berbagai media, baik cetak maupun elektronik datang ke kantor DPRD Pamekasan dengan membawa berbagai poster yang isinya mengecam praktik kekerasan yang dilakukan oknum anggota DPRD dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berinisial F terhadap dua wartawan, yakni Totok Iswanto wartawan harian Kabar Madura dan Akhmadi Yasid wartawan harian Radar Madura. Juru bicara wartawan Pamekasan dari Aliansi Jurnalis Pamekasan (AJP) Taufikurrahman menyatakan, sangat menyayangkan tindak kekerasan yang dilakukan oleh oknum anggota DPRD dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) terhadap dua wartawan itu dalam kasus pemberitaan. Sebagai wakil rakyat yang mengerti hukum, seharusnya anggota dewan tidak memberikan contoh yang tidak baik, dengan cara melakukan kekerasan. Sebab wartawan dalam menjalankan tugas-tugas jurnalistiknya dilindungi oleh undang-undang. "Jika memang ada kesalahan dalam penulisan, seharusnya melakukan langkah-langkah yang sudah diatur dalam undang-undang pers, bukan melah melakukan kekerasan dan penyerangan terhadap wartawan," kata reporter Radio Ralita FM Pamekasan. Taufiqurrahman yang juga kontributor kompas.com ini lebih lanjut mendesak agar ketua DPRD dan Badan Kehormatan (BK) untuk mengambil langkah-langkah tegas terhadap salah satu oknum anggota DPRD yang menjadi pelaku kekerasan terhadap wartawan itu. Sebab, menurutnya tidak pantas anggota dewan menjadi pelaku kekerasan, apalagi menjadi penggerak dalam kasus pengeroyokan wartawan. Ketua DPRD Pamekasan Halili dan Ketua Komisi B DPRD Pamekasan Hosnan Achmadi menemui secara langsung aksi solidaritas atas tindak kekerasan wartawan yang dilakukan oknum anggota DPRD dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu. Dalam dialog dengan para pengunjuk rasa, ketua DPRD Pamekasan Halili mengatakan, kasus kekerasan yang dilakukan oleh salah satu oknum anggota DPRD Pamekasan itu merupakan tindakan yang melanggar hukum, sehingga ia memasrahkan kepada pihak kepolisian untuk mengusut tuntas persoalan itu. Halili bahkan mendorong upaya hukum yang kini ditempuh korban pengeroyokan oknum anggota DPRD dari Partai Kebangkitan Bangsa itu ke polisi. Adik kandung Bupati Pamekasan Achmad Syafii ini lebih lanjut mengatakan, selain proses hukum, pihaknya juga akan mengambil langkah, yakni melalui Badan kehormatan (BK). "Terkait dengan dugaan bahwa ada anggota dewan yang menyertai, maka kami DPRD Pamekasan, dalam hal itu akan dikomdani oleh Dewan Kehormatan, nantinya kami akan melakukan langkah-langkah sesuai dengan prosedur yang ada, sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku," katanya menjelaskan. Kasus kekerasan yang menimpa Totok Iswanto terjadi karena yang bersangkutan menulis berita tentang dugaan korupsi tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di Desa Bidang, Kecamatan Pasean, Pamekasan, yang kasusnya kini disidik Kejaksanaan Negeri (Kejari) setempat. Oknum anggota DPRD itu tidak terima dengan tulisan itu, dan pada Sabtu (17/5) malam sekitar pukul 19.30 WIB, wakil rakyat dari salah satu partai politik tersebut mendatangi rumah Totok di Desa Bluto, Kecamatan Bluto, Pamekasan. Oknum anggota DPRD Kabupaten Pamekasan itu datang ke rumah Totok Iswanto dengan membawa massa, mengendarai dua unit mobil, yakni Kijang kotak dan Honda Jazz berwarna perak. Setibanya di depan rumah Totok di Jalan Raya Bluto, salah seorang pemuda turun dari mobil itu. Dia mengaku wartawan media Independen, dan diikuti oleh yang lainnya. Saat itu juga massa lalu memprotes pemberitaan tentang kasus dugaan korupsi TPA yang kini sedang disidik tim penyidik Kejari Pamekasan. Gerombolan orang-orang yang datang ke rumah Totok itu minta menyebutkan siapa orang yang menyuruh menulis berita dugaan korupsi TPA di Desa Bindang, Kecamatan Pasean, Pamekasan. Dalam dialog dengan massa itu, Totok sempat diintimidasi akan dibunuh, karena menurut mereka, anggota DPRD Pamekasan yang diduga terlibat dalam kasus itu menyatakan tidak terlibat. Saat pembicaraan antara Totok dengan massa yang digerakkan anggota DPRD Pamekasan ini berlangsung, tiba-tiba wartawan Radar Madura Akhmadi Yasid berupaya menengahi permasalahan antara Totok dengan gerombolan massa itu. Akhmadi Yasid yang tak lain merupakan saudara sepupu korban, mencoba untuk mempjelaskan persoalan yang dipermasalahkan oleh oknum anggota DPRD bersama massanya. Tujuannya agar menemui titik terang. "Tunggu-tungu dulu pak biar semuanya jelas tolong ambil surat kabar yang dipermasalahkan. Kemudian mana tulisan yang salah dalam surat kabar ini, biar tidak ada kerancuan dan bisa diselesaikan secara baik-baik. Jika sampean minta nara sumber, di sini sudah jelas siapa yang mengungkapkan," kata Akhmadi Yasid ketika itu. Namun, secara tiba-tiba salah seorang di antara mereka yang datang ke rumah Totok itu langsung memukul Yasid. Pria ini berupaya membela diri. Pada saat yang sama, warga tetangga Totok mulai berdatangan, mengepung oknum anggota DPRD Pamekasan dan orang-orang bayarannya itu, hingga akhirnya mereka melarikan diri dari kejaran massa warga setempat. (*)
Jurnalis Pamekasan Kecam Tindak Kekerasan Terhadap Wartawan
Selasa, 20 Mei 2014 13:43 WIB