Ambisi Satya Wacana Tembus "Playoff" Kandas
Rabu, 14 Mei 2014 23:26 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Ambisi Satya Wacana Metro LBC Bandung untuk menembus babak "playoff" kompetisi bola basket nasional Speedy NBL Indonesia 2013/2014 akhirnya kandas, setelah kembali menelan kekalahan pada seri terakhir di Surabaya, Rabu malam.
Pada laga lanjutan di DBL Arena Surabaya, Satya Wacana yang harus menang untuk menjaga peluangnya lolos, takluk dari tim sekota JNE BSC Bandung Utama yang sebelumnya sudah tersingkir dari persaingan dengan skor 49-63.
Akibat kekalahan ini, Satya Wacana dipastikan gagal menembus playoff, kendati masih menyisakan dua laga lagi. Tim yang ditangani Efri Meldi itu tertinggal dua kemenangan dari pesaingnya Bimasakti Nikko Steel Malang yang menempati peringkat ke-7 dan Hangtuah IM Sumsel (8).
"Sudah pasti kami sangat kecewa dengan hasil ini. Bukan tim pesaing yang mencuri peluang kami lolos playoff, tetapi kami sendiri yang membuang kesempatan itu," kata Efri Meldi, usai pertandingan.
Dengan demikian, kuota delapan tim yang akan berlaga di babak playoff sudah terpenuhi, yakni Satria Muda Britama, Aspac Jakarta, CLS Knights Surabaya, Pelita Jaya Energi MP, Garuda Kukar Bandung, Stadium Jakarta, Bimasakti Nikko Steel, dan Hangtuah IM Sumsel.
Asisten pelatih Bandung Utama Firmansyah mengaku senang dengan penampilan anak-anak asuhnya yang tetap ngotot untuk menang, kendati kesempatan masuk playoff sudah tertutup.
"Kami belajar dari laga sebelumnya melawan Hangtuah dan langsung start kencang sejak awal kuarter," katanya.
Pada laga lainnya, juara bertahan Aspac terus menempel pimpinan klasemen Satria Muda Britama, seiring kemenangan yang mereka peroleh saat menghadapi Hangtuah IM Sumsel dengan skor 86-65.
"Shooting guard" Aspac, Andakara Prastawa, tampil agresif dengan membukukan 18 angka, sekaligus menambah koleksi poinnya selama berkiprah di kompetisi NBL sejak musim lalu menjadi 953 angka.
Pemain Timnas SEA Games 2013 itu tinggal membutuhkan tambahan 47 angka lagi untuk bergabung dengan pemain lain yang telah mencetak 1.000 poin.
Bahkan, Prastawa yang kelahiran 16 Agustus 1992 itu berpeluang memecahkan rekor pemain termuda di NBL yang mampu mencetak 1.000 poin.
Rekor itu kini dipegang Respati Ragil Pamungkas (Satya Wacana Metro LBC Bandung) yang mengukirnya saat berusia 22 tahun lewat 1 hari, sementara Prastawa kini berusia 21 tahun lewat 271 hari.
"Prastawa makin menunjukkan kematangan dalam bermain pada seri ini. Akurasi tembakan tiga angkanya sudah lebih baik dibanding seri-seri sebelumnya," kata Rastafari Horongbala, pelatih Aspac sekaligus ayah dari Andakara Prastawa.
Aspac Jakarta kini berada di peringkat kedua klasemen dengan nilai 57 dari 31 pertandingan atau tertinggal satu angka dari Satria Muda di posisi teratas. (*)