2.300 Siswa SMA Perebutkan Kursi Maba UMM
Senin, 12 Mei 2014 16:20 WIB
Malang (Antara Jatim) - Sebanyak 2.300 siswa SMA dari berbagai daerah memperebutkan kursi calon mahasiswa baru di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melalui ujian seleksi penerimaan mahasiswa baru gelombang pertama yang dipusatkan di gedung kuliah bersama 1 dan 2 kampus setempat, Senin.
Kepala unit pelaksana teknis (UPT) penerimaan mahasiswa baru (PMB) UMM Dr Ermanu Azizulhakim mengatakan calon mahasiswa yang mendaftar pada gelombang pertama mencapai 5.027 siswa, termasuk yang mendaftar pada seleksi jalur undangan.
"Kalau yang sudah mendaftar melalui 'online' (dalam jaringan) mencapai 7.000 lebih di luar pendaftar gelombang I dan jalur undangan) lebih dan biasanya pendaftar maupun peserta ujian akan jauh lebih banyak ketika sudah ada pengumuman SMA maupun seleksi penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi negeri, baik jalur undangan, tes maupun undangan," katanya.
Tahun lalu, lanjutnya, yang mendaftar di UMM mencapai 15 ribu orang lebih dan yang diterima sekitar 6.000, mulai dari jalur undangan hingga tes. Dan, tahun ini diharapkan yang mendaftar jauh lebih banyak agar persaingannya semakin ketat dan kualitas mahasiswa yang diterima juga semakin membaik.
Ia mengakui tingkat kesulitan soal tes tahun ini lebih sulit ketimbang tahun-tahun sebelumnya, dengan harapan mahasiswa yang diterima juga lebih baik lagi. Nilai tes yang diterima nantinya tergantung program studi (prodi) masing-masing, namun rata-rata mendekati angka 80, bahkan untuk Fakultas Kedokteran, Fakultas Kesehatan dan Farmasi di atas angka 80.
Menurut Ermanu, rentang nilai untuk tiga fakultas tersebut cukup tinggi karena kuota yang diterima tidak banyak, bahkan Fakultas Kedokteran hanya 120 mahasiswa, itupun hanya dari gelombang pertama dan kedua, sedangkan gelombang tiga dan jalur undangan ditutup.
Menyinggung adanya praktik perjokian pada pelaksanaan tes gelombang pertama, Ermanu secara tegas mengatakan tidak ditemukan, bahkan gerak-gerik maupun indikasinya juga tidak ada. "Untuk pelaksanaan tes saat ini kami memang mengerahkan banyak petugas, termasuk kepolisian," tegasnya.
Rektor UMM pun Dr Muhadjir Effendy juga menginstruksikan agar di kampus itu bersih dari praktik perjokian. Praktek curang itu akan berakibat pada proses pembentukan karakter mahasiswa ke depan. "Jadi mahasiswa saja sudah curang, apalagi nanti kalau sudah jadi orang," tegasnya.
Seperti tahun-tahun sebelumnya banyak orang tua peserta tes dari berbagai daerah di Indonesia mendampingi putra putrinya mengikuti tes di kampus tersebut.
"Saudara saya semuanya alumni UMM, tapi belum ada yang dari Fakultas Kedokteran, makanya adik saya biar mencoba di Kedokteran, siapa tahu lolos," kata Sherly dari Samarinda yang mengantar adiknya.
Hingga saat ini, di luar yang sudah mengikuti ujian gelombang I dan jalur undangan, UMM telah menerima lebih dari 7.100 pendaftar dalam jaringan (daring). Mereka kebanyakan dari luar kota atau pulau yang melakukan "memesan" tempat tes untuk gelombang II.
Saat ini UMM mengantongi akreditasi institusi dengan nilai A. Jumlah mahasiswa mencapai 30 ribu lebih, tidak hanya dari dalam negeri, tapi juga luar negeri, seperti Amerika Serikat, Australia, Korea Selatan, Kroasia, Arab Saudi, Jerman, Thailand, Jepang serta sejumlah negara di Asia dan Eropa.(*)