Mahasiswa WM Kenalkan Makanan Khas Surabaya
Rabu, 7 Mei 2014 19:33 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Tim Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Katolik Widya Mandala (WM) Surabaya memperkenalkan makanan dan tarian khas Surabaya yakni Semanggi dan Tari Lenggang kepada para mahasiswa di plasa kampus setempat, Rabu.
"Itu bagian dari ujian akhir mata kuliah Management Event, lalu kami dalam tim yang beranggotakan 12 mahasiswa sepakat untuk mengangkat tema Surabaya untuk melestarikan budaya Surabaya," kata salah seorang dari lima penari 'Lenggang' dalam tim itu, Evel.
Setelah itu, kata mahasiswi semester 6 WM itu, tim melakukan riset "daring" (dalam jaringan/internet) dan akhirnya menemukan makanan dan tarian yang khas Surabaya yakni Semanggi (makanan) dan Lenggang (tarian).
"Saya mendapat bagian tarian bersama empat teman, lalu kami melakukan penelusuran informasi Tari Lenggang melalui internet, termasuk Youtube. Kami belajar tarian itu secara otodidak melalui Youtube selama lima hari," katanya, didamping koordinator Tari Lenggang, Yunike Maris.
Ia mengaku Tari Lenggang itu mengasyikkan dan gerakannya semi-olahraga, sehingga dirinya suka. "Dengan menarikan Lenggang akan semakin banyak anak-anak muda yang tahu tarian asli Surabaya, karena masyarakat Surabaya selama ini hanya mengenal Tari Remo sebagai pembuka seremonial acara-acara," katanya.
Sementara itu, tiga mahasiswi lainnya terpilih untuk mempelajari dan memeragakan serta membagikan gratis makanan khas Surabaya yakni Semanggi.
"Jadi, ke-12 anggota tim itu terbagi dalam lima penari, tiga penjual Semanggi, dan sisanya bagian administrasi dan promosi media sosial," kata Allenthara yang berperan menjadi penjual Semanggi, didampingi koordinator tim SuroBoyo-an, Stevani Mara.
Semanggi adalah makanan khas Surabaya yang dibuat dari daun semanggi yang dikukus, lalu disajikan dengan dilengkapi kecambah, kembang turi, dan kerupuk puli serta bumbu dari ketela rambat.
Menurut Allenthara, dipilihnya Semanggi karena makanan ini hanya ada di Surabaya. "Semanggi hanya bisa ditemui di Surabaya, namun observasi yang kami lakukan di salah satu mall di daerah Surabaya Barat, banyak masyarakat yang tidak mengenal Semanggi," ujarnya.
Oleh karena itu, timnya melakukan kampanye makanan khas Surabaya sekaligus tari khas Surabaya sebagai bagian dari tugas akhir dalam matakuliah Management Event yang diampu oleh Etty Soraya.
"Kami memesan Semanggi ini sebanyak 100 porsi dan langsung ludes dalam sekejap," ungkap Allenthara yang berdarah Ambon, Kupang, dan Jawa itu yang mengaku belajar cara meracik makanan khas itu dari tantenya dan belajar cara menyajikan Semanggi dari penjaja Semanggi asli di Taman Bungkul.
Kampanye budaya tersebut menarik perhatian mahasiswa, dosen, dan karyawan UKWMS karena ada pembagian Semanggi gratis sebagai ajang icip-icip. (*)