Bangui (Antara/Reuters) - Setidaknya 22 orang, termasuk 15 kepala daerah dan tiga anggota staf medis amal Medecins Sans Frontieres (MSF), tewas dalam serangan terhadap satu kota di Republik Afrika Tengah, kata para pejabat Ahad. Serangan Sabtu di Nanga Boguila, terjadi sekitar 450 km (280 mil) utara ibu kota, Bangui. Sekitar 2.000 tentara Prancis dan lebih dari 5.000 petugas penjaga perdamaian Afrika berjuang untuk menghentikan gelombang kekerasan yang telah mencengkeram negara itu selama 18 bulan terakhir. Nguembassa Xavier Gilles, mantan anggota parlemen untuk daerah itu, mengatakan empat orang tewas saat para penyerang mendekati kota, namun banyak yang meninggal ketika pemberontak Seleka pergi ke satu klinik kesehatan MSF untuk mencari uang. Serangan itu terjadi ketika para pemimpin lokal sedang mengadakan pertemuan dan orang orang-orang bersenjata melepaskan tembakan ketika beberapa kepala daerah berusaha untuk melarikan diri, katanya. "Lima belas dari para pemimpin daerah tewas di tempat," katanya kepada Reuters, mengutip para saksi yang dia ajak bicara. Seorang wakil pemerintah Bangui membenarkan insiden itu. Seorang juru bicara MSF mengkonfirmasi kematian staf mereka, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut. Para pejabat Seleka tidak segera tersedia untuk memberikan komentar. Pasukan Seleka menguasai Bangui Maret 2013, tetapi waktu mereka berkuasa diwarnai oleh pembunuhan dan pelanggaran hak-hak lainnya, mendorong pembentukan milisi "Anti-Balaka" untuk pertahanan diri. Pemimpin Seleka mengundurkan diri pada Januari di bawah tekanan internasional serius, tetapi penjaga perdamaian dan pemerintah sementara yang lemah telah gagal untuk meneguhkan otoritas atas negara mereka, yang tampaknya mengalami ketidakstabilan politik dan konflik sejak kemerdekaan dari Prancis pada tahun 1960. (*)
Serangan di Republik Afrika Tengah Tewaskan 22 Orang
Senin, 28 April 2014 6:20 WIB